KULON PROGO, HOLOPIS.COM – Adanya gelombang laut setinggi 2 meter di wilayah Kulon Progo, para nelayan diimbau untuk sementara tidak melaut. Imbauan tersebut disampaikan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Imbauan yang disampaikan itu, sudah sesuai dengan peringatan yang telah dikeluarkan BMKG bahwa ada gelombang laut setinggi dua sampai empat meter.
“Kami mengimbau nelayan di TPI Trisik Banaran tidak melaut terlebih dahulu. Keselamatan nelayan jauh lebih utama,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan DKP Kulon Progo, Wakhid Purwosubiyantara, Kamis (16/6).
Wakhid minta, agar nelayan selalu menjaga diri dan patuhi peringatan yang sudah dikeluarkan oleh BMKG. Apalagi dalam kondisi cuaca yang sulit diprediksi seperti saat ini. dimana sudah masuk musim paceklik karena ikan di laut sulit ditangkap, yang biasanya terjadi dari Mei sampai dengan September.
Dijelaskannya, gelombang tinggi di Pantai Trisik ini menembus rerimbunan cemara udang sampai di laguna dan menyapu tanaman pandan laut yang baru saja ditanam secara swadaya oleh Kelompok Pelestari Alam dan Satwa sebanyak 200 batang di selatan laguna Trisik, yang diharapkan mampu menahan abrasi.
“Bangunan yang di kawasan Pantai Trisik rusak parah akibat dihantam gelombang tinggi. Kemudian banyak tanaman cemara udang yang roboh juga,” katanya.
Sementara itu, Koordinator SAR Linmas Glagah Aris Widyatmoko mengatakan gelombang tinggi menyebabkan beberapa kios dan toilet Pantai Trisik roboh. TPI Pantai Trisik juga sudah hampir ambles terkena abrasi.
Kemudian, wilayah selatan yang terkena gelombang tinggi dan mengibarkan abrasi, yakni selatan Bandara Internasional Yogyakarta.
“Sedangkan nelayan di Kulon Progo sendiri sudah tiga hari terakhir tidak melaut karena gelombang laut sudah tinggi,” katanya.