JAKARTA, HOLOPIS.COM Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi melantik Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN). Zulkifli Hasan menjadi Menteri Perdagangan (Mendag).

Pria yang akrab disapa Zulhas itu dilantik bersama sejumlah tokoh lain dalam reshuffle kabinet yang berlangsung pada Rabu (15/6) lalu.

Dengan dilantiknya Zulhas menjadi Mendag, menambah jajaran Petinggi atau Ketum Partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang menjadi pembantu Jokowi di Kabinet Indonesia Maju.

Sebagaimana diketahui, Ketum partai lainnya yang tergabung dalam KIB sudah lebih dulu bergabung dalam kabinet Indonesia Maju Jilid II ini.

Kedua ketum tersebut yakni Airlangga Hartanto, Ketum Partai Golkar yang menjabat sebagai Menko Perekonomian dan Suharso Monoarfa, Ketum Partai PPP yang menjabat sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas.

Sebagai informasi, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) merupakan koalisi yang terdiri dari tiga partai, yakni PAN, PPP dan Golkar. Para Ketum dan Sekjen dari ketiga partai itu pun telah menandatangani nota kesepakatan pada Sabtu, 4 Mei 2022 lalu.

Reshuffle Kabinet Jokowi Tak Lebih dari Nuansa Akomodir Politik

Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai, bahwa reshuffle kabinet jilid ketiga ini tidak ada yang spesial.

“Tidak ada reshuffle di kabinet yang memuaskan, karena sesuai dengan harapan publik,” kata Dedi dalam keterangannya yang diterima wartawan, Kamis (16/6).

Ia menganggap, bahwa reshuffle tersebut tidak lebih dari sekedar pembagian jatah kue kekuasaan semata.

“Hanya soal antrian pada tokoh atau Parpol kontributor pemenangan di Pilpres sebelumnya, itu hal yang perlu dipahami agar publik tidak kecewa,” ujarnya.

Dedi mengaku tak mempersoalkan masuknya PAN dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. Hanya saja, penempatan Zulhas sebagai mendag menjadi pertanyaan besar. Sebab, jika dirunut dari kader-kader partai berlambang matahari putih itu, banyak yang jauh lebih kompeten di bidang perdagangan.

“Masuknya PAN ke kabinet bukan persoalan, masalahnya kenapa harus Zulhas, di PAN banyak tokoh yang lebih baik kapasitasnya di bidang perdagangan,” ucapnya.