JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kelompok masyarakat yang bertentangan dengan Pancasila harus ditindak tegas. Bahkan, aparat keamanan jangan sedikit-pun memberikan toleransi kepada mereka.

“Aparat harus menindak tegas, tidak boleh mentolelir sedikitpun,” tegas Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi pancasila (BPIP) periode 2022-2027 Said Aqil Siroj menanggapi penangkapan pimpinan kelompok Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja pada Selasa (7/6).

Said Aqil juga meminta semua pihak untuk waspada akan idelogi khilafah yang dianut kelompok Khilafatul Muslimin ini.

Meski organisasinya telah dilarang atau dibubarkan, Said Aqil meyakini, ideologi khilafah yang mereka anut tersebut akan tetap ada.

Untuk itu, lanjut Said Aqil, ideologi ini lah yang perlu diwaspadai.

“Karena walaupun organisasinya sudah dilarang, dibubarkan, ideologinya masih. Itu yang harus kita waspadai,” tukas Said Aqil.

Sementara itu, Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholis Nafis, menilai, penangkapan pimpinan kelompok Khilafatul Muslimin memang bisa mencegah terjadinya ekstrimisme.
Namun, mengubah paham atau ideologi khilafah yang sebelumnya mereka anut menjadi ideologi Pancasila, membutuhkan proses yang panjang.

Karena, menurut Cholis Nafis, hal itu harus melalui proses penyadaran, dialog, pemberian narasi, hingga bimbingan umat.

“Oleh karena itu, dengan ditangkapnya itu mungkin bisa menyelesaikan dari terjadinya ekstrimisme. Tetapi mengubah paham itu harus dengan penyadaran, dialog, memberikan narasi, dan juga bimbingan umat,” tutur Cholil.

Negara-pun, kata Cholil, memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian bagi para penganut ideologi khilafah tersebut. Misalnya, sebut Cholil, membuat program-program yang bisa mengembalikan ideologi mereka menjadi ideologi Pancasila.

Menurut Cholil, mereka adalah anak bangsa yang salah berpikir dan salah memahami bagaimana konteks kebangsaan Indonesia.

“Mungkin juga ini menjadi koreksi bagi saya sebagai Ketua MUI dan juga kita semua yang mendakwah harus bisa menyapa mereka agar tidak disapa oleh orang lain yang memiliki ideologi berbeda,” kata Cholil.