JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pria terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov, akan menuntut Rusia atas kerugian yang ia alami sebesar 17 hingga 20 miliar dolar (sekitar 292 miliar rupiah) akibat pemboman pabrik baja miliknya di kota Mariupol.
“Kami pastinya akan menuntut Rusia dan meminta kompensasi yang sesuai untuk kerugian dan kehilangan bisnis,” kata Rinat Akhmetov melansir CNA, (25/5).
Pabrik baja Azovstal mengalami kerusakan parah akibat pemboman dan penembakan Rusia setelah pabrik yang luas itu menjadi benteng pertahanan.
Pabrik baja dan besi Illich, yang dimiliki oleh Rinat Akhmetov, juga rusak parah selama penembakan Rusia di Mariupol.
Akhmetov memiliki pabrik baja terbesar di Ukraina bernama Metinvest.
Ia harus melihat kerajaan bisnisnya hancur sebelum perang, oleh delapan tahun pertempuran di timur Ukraina setelah separatis pro-Rusia mengambil alih petak-petak wilayah di sana.
Meski demikian, Akhmetov mengatakan ia tetap berada di Ukraina dan percaya dengan kemenangan negaranya.
“Kami percaya pada negara kami dan percaya pada kemenangan kami,” pungkasnya.
Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, Metinvest telah mengumumkan tidak dapat memberikan kontrak pasokannya. Sementara Grup SCM keuangan dan industri Akhmetov melayani kewajiban utangnya, serta produsen listrik swastanya DTEK telah merestrukturisasi portofolio utangnya.