JATIM, HOLOPIS.COM Holding BUMN Industri Pertahanan yang diberi nama (Defend ID) Defence Industry Indonesia diharapkan mampu menjadi ujung tombak industri pertahanan Indonesia di level global.

Dengan keberadaan Defend ID ini, seharusnya juga sudah mampu untuk membentuk BUMN industri pertahanan yang kuat dan mandiri, yang mampu bersaing dan menguasai pasar di dalam negeri utamanya, dan diperhitungkan di pasar internasional atau pasar global.

“Peluncuran holding dan program strategis BUMN industri pertahanan ini harus kita jadikan lompatan untuk bertransformasi membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern,” kata Jokowi, Rabu (20/4).

Anoa-2 6x6
Uji ledak ranjau terhadap kendaraan tempur (ranpur) Anoa-2 6×6. (Doc : Pindad)

Dalam Holding yang terdiri dari PT LEN Industry sebagai induk holding. PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia serta PT Dahana ini, diharapkan Jokowi, bisa mengembangkan sayap seluas mungkin dalam pengembangan teknologi dalam negeri.

“BUMN industri pertahanan ini akan menjadi ujung tombak kemandirian industri pertahanan kita, harus menguasai teknologi dan manufaktur komponen terkini berbasis dual-use technology,” tuturnya.

Oleh karena itu, Defend ID ini juga dituntut untuk membangun relasi di tataran global untuk pengembangan teknologi pertahanan. Namun, Jokowi menekankan Indonesia tetap harus dominan dalam kerjasama tersebut.

“Bangun global partnership seluas-luasnya dengan siapa pun yang mau transfer teknologi. Semuanya ajak, tetapi tetap mayoritas kita, agar juga pasar kita bisa lebih membesar,” tegasnya.

Ditambahkan Jokowi, dengan sistem kerjasama tersebut, Defend ID harus terus berkembang dan melakukan terobosan secara maksimal demi mencapai hasil yang terbaik.

“Terus berinovasi mencari cara dan mencari terobosan, baik itu terobosan di bidang SDM, di bidang bahan baku, bidang produk, proses bisnis dan operasionalnya, semuanya. Semuanya harus excellent, yang terbaik,” pungkasnya.