JAKARTA, HOLOPIS.COM – Aksi unjuk rasa secara serentak hari ini digelar oleh berbagai elemen Mahasiswa dan masyarakat sipil di kawasan Patung Kuda Indosat, Gambir, Jakarta Pusat. Rencananya, aksi bakal dimulai sekira pukul 10.00 WIB, akan tetapi molor hingga usai shalat dzuhur berlangsung.
Sebelum massa aksi berdatangan, aparat Kepolisian sudah melakukan berbagai antisipasi agar aksi tersebut tidak rusuh dan tetap berjalan secara damai dan tertib. Maka dari itu, sebelum aksi berlangsung, aparat keamanan gabungan dari tim Jatanras hingga Reserse Narkoba pun melakukan sweeping terhadap massa yang terindikasi sebagai pelajar.
Berdasarkan pantauan Holopis.com di lokasi, seluruh pemuda yang diindikasi sebagai kelompok massa aksi dikumpulkan dan diamankan di pos keamanan yang didirikan secara taktis di kawasan Monas Barat dalam. Mereka yang diamankan mayoritas adalah pelajar dan lulusan SMA sederajat dari berbagai daerah. Ada yang dari Bogor, Cianjur, Tangerang dan Bekasi.
ARM
Sekitar pukul 14.22 WIB, massa yang tergabung di dalam Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) datang dengan cara longmarch dari Jalan Merdeka Selatan menuju Jalan Medan Merdeka Barat tepat di bawah JPO Patung Kuda Arjuna Wiwaha.
Kelompok ARM yang di dalamnya ada beberapa elemen masyarakat seperti Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), Persatuan Emak-Emak Militan Indonesia (Permindo) dan Forum Purnawirawan Pejuang Indonesia (FPPI) tersebut adalah kelompok pertama yang datang ke kawasan Patung Kuda untuk melakukan aksi unjuk rasa tersebut.
Beberapa tuntutan mereka adalah mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan proses hukum terhadap dugaan bisnis PCR yang melihatkan dua menteri di Kabinet Indonesia Maju, yakni Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir.
Selain itu, tuntutan mereka adalah mendesak penurunan harga minyak goreng dan memastikan pemerintah menjaga stok minyak goreng kemasan selalu tersedia di pasaran. Termasuk juga mendesak agar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dipecat dari jabatannya karena dianggap tidak mampu mengelola minyak goreng dan mafianya.
Tidak hanya itu saja, ARM juga mendesak proses hukum terhadap tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju yang menggelontorkan wacana penundaan pemilu 2024, termasuk perpanjangan masa jabatan Presiden 3 Periode.
Namun di balik beberapa tuntutan tersebut, ada tuntutan yang menjadi highligh ARM, yakni desakan agar Presiden Joko Widodo mengundurkan diri dari jabatannya.
Mahasiswa
Tak lama setelah kelompok ARM sampai di Patung Kuda, beberapa kelompok Mahasiswa pun mulai berdatangan. Kali ini didahului oleh kelompok Mahasiswa aliansi dari Universitas Bung Karno (UBK). Di dalamnya terlibat juga sebagian Mahasiswa dari Universitas Hamka (UHAMKA), Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat.
Ada beberapa isu yang diangkat oleh kelompok Mahasiswa tersebut, yakni terkait dengan kenaikan harga bahan pokok dan minyak goreng akibat harga dilepas ke mekanisme pasar. Termasuk di dalamnya, Mahasiswa juga meneriakkan penolakan terhadap wacana penundaan pemilu dan Presiden 3 periode.
Tampak mereka sangat tertib dan mengikuti instruksi koordinator lapangan di atas mobil komando. Mereka tidak ada yang melakukan anarkisme dan menyampaikan aspirasi mereka secara damia.
Tak lama berlangsung, datang kelompok dari organisasi kemasyarakatan pemuda yakni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Mereka juga menyampaikan aspirasinya secara damai dan tertib di lokasi yang sama.
Kemudian, hadir pula kelompok Mahasiswa dari dari Cipayung yakni DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dari rombongan mereka, hadir juga mahasiswa dari Universitas Mercu Buana dan Universitas Jayabaya.
Ada 7 (tujuh) tuntutan aksi mereka yang dituangkan di dalam spanduk. Antara lain ; Mendesak kepada pemerintah Jokowi Maruf untuk melaksanakan reforma agraria sejati. Kemudian mereka juga menolak kenaikan harga BBM, dan menolak membebankan APBN untuk pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di tengah situasi krisis dan rasio utang negara yang sedang tinggi. Kemudian, mereka juga menolak kenaikan Pajak Penambahan Nilai (PPN) yang mencapai 11%.
Tidak hanya itu, mereka juga mendesak Kabinet Jokowi Maruf untuk melakukan evaluasi dan mencopot terhadap menteri-menteri berkinerja buruk.
Kemudian dua yang terakhir adalah menolak kenaikan harga bahan pokok, dan menolak penundaan pemilu.
Buruh
Tak lama kelompok Mahasiswa itu sampai dan menyampaikan orasinya, muncul kelompok dari elemen buruh, yakni Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) juga datang menggunakan mobil komando. Tuntutan utama kelompok serikat buruh tersebut adalah penolakan terhadap UU Omnibus Law Cipta Kerja. Mereka meminta agar UU tersebut tidak dibahas oleh pemerintah dan DPR RI dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
Mahasiswa Muhammadiyah
Di waktu yang nyaris bersamaan, hadir pula kelompok Mahasiswa dari unsur Muhammadiyah, yakni Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah (IMM), Universitas HAMKA (UHAMKA), Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Yuppentek (STISIP YUPPENTEK), HMI MPO dan SEMMI DKI Jakarta. Kemudian muncul juga Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya (LIMA JAYA).
Sekitar pukul 17.40 WIB, massa aksi seluruhnya bersedia meninggalkan lokasi dengan tertib. Dan hujan pun mengguyur lebat di kawasan Jakarta Pusat hingga Jakarta Selatan.