JAKARTA, HOLOPIS.COMSeorang pejabat senior Rusia memperingatkan, bahwa negara berjuluk Beruang Merah ini mampu membalas sanksi ekonomi yang dijatuhkan sejumlah negara Barat atas invasinya ke Ukraina.

Melansir dari AP News, negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu mengatakan bahwa pihaknya akan membalas sanksi tersebut dengan membatalkan perjanjian pengendalian senjata nuklir dan membekukan aset Barat di Rusia.

Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menilai bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu lainnya itu sebagai cerminan dari ‘impotensi politik’ Barat.

Ia mengatakan, sanksi Barat tersebut bisa dijadikan dasar pertimbangan bagi Moskow (Ibu Kota Rusia) untuk meninjau kembali hubungannya dengan Barat.

Hal ini sembari menunjukkan bahwa pihaknya tak gentar dan siap membalas pemberian sanksi tersebut, dengan memilih keluar dari perjanjian pengendalian senjata nuklir START Baru yang membatasi senjata nuklir Amerika Serikat dan Rusia.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji terkait hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat.

“Tidak ada kebutuhan khusus dalam menjaga hubungan diplomatik,” dan menambahkan,” tegas Medvedev.

Medvedev pun mengancam akan melakukan pembekuan aset Barat di Rusia, jika Barat tetap bersikukuh melanjutkan ancaman berupa pembekuan aset Rusia.

Terpisah, International Monetary Fund (IMF) memprediksi bahwa ekonomi Rusia di tahun ini hanya mampu tumbuh sebesar 2,8 persen. Angka ini turun dari tahun lalu yang tumbuh di angka 4,7 persen.

Sementara di sisi perdagangan, tercatat setengah dari pendapatan ekspor Rusia paling banyak berasal dari produk mineral, minyak, gas alam, dan batu bara.

Sedangkan negara tujuan ekspor Rusia mayoritas berasal dari blok Barat, diantaranya yakni Jerman, Turki, Italia, dan sebagainya.