JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kemendikbudristek resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).

Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum dengan Paradigma Baru tersebut ditawarkan sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran karena pandemi Covid-19.

“Dengan Kurikulum Merdeka guru dapat memilih format, cara, materi esensial, dan pengalaman apa yang ingin diajarkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,” disampaikan Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Zulfikri Anas, Sabtu (19/2).

Selain itu, ditambahkan Zulfikri, bagi siswa, Kurikulum Merdeka dapat mengeksplorasi potensi unik setiap individu yang selama ini terkungkung dengan materi.

“Siswa bisa mengeksplor seluruh potensi dirinya melalui pengalaman berbagai cara, misalnya bagaimana merespon lingkungan di sekitarnya,” katanya.

Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberi ruang seluas-luasnya bagi siswa dalam berkreasi dan mengembangkan diri. Kemendikbudristek telah melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada berbagai pihak, meliputi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG), komunikasi dengan Dinas Pendidikan daerah, organisasi pendidikan, dan sebagainya. Selain itu, informasi terkait Kurikulum Merdeka juga dapat diperoleh pada laman kurikulum.kemdikbud.go.id.

“Mari kita selamatkan bangsa ini lewat dunia pendidikan. Mari kita bangun budaya belajar sesungguhnya dengan memposisikan kurikulum pada tempat semula, yaitu sebagai alat yang memberi ruang pada tiap individu untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing,” pesan Zulfikri.