JAKARTA, HOLOPIS.COM – Harga tahu tempe di pasar domestik diprediksi mengalami kenaikan harga pada pekan depan.
Kenaikan harga tersebut salah satunya dipicu oleh melambungnya harga komoditas kedelai nasional seiring dengan melonjaknya harga kedelai di pasar Internasional.
Tercatat kenaikan harga kedelai global mencapai 0,62% menjadi US$1.586 per bushel. Sementara harga kedelai domestik di pekan pertama bulan Februari 2022 mencapai US$ 15,77 per bushel atau sekitar Rp11.240 per kg.
Harga tersebut bakal terus melonjak hingga Mei yang mencapai US$ 15,79 per bushel, dan mulai turun pada Juli sebesar US$ 15,74 per bushel.
Menanggapi kenaikan harga tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) membeberkan sederet biang kerok atau penyebab kenaikan harga kedelai tersebut.
Seperti diketahui, kebutuhan kedelai nasional, sebanyak 80-90 persen masih mengandalkan kedelai impor. Sedangkan beberapa negara pemasok kedelai terbesar di Indonesia, yakni Argentina dan China, saat ini tengah mengalami beberapa kendala.
Untuk Argentina, saat ini tengah menghadapi fenomena La Nina, sementara China mengalihkan produksi kedelainya untuk kebutuhan pakan babi. Hal inilah yang membuat pasokan kedelai menjadi terbatas, sehingga harga pun turut melonjak.
“Jadi permintaannya sangat tinggi menyebabkan harga sangat tinggi. Nah, ini yang menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi,” ujar Lutfi kepada wartawan, Kamis (17/2).
Selain itu, kenaikan harga kedelai juga disebabkan oleh produksi kedelai dalam negeri yang masih tergolong rendah.
Tercatat kedelai yang dihasilkan dari budidaya dalam negeri hanya sekitar 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahun. Sementara itu, kebutuhan nasional mencapai 3 juta ton kedelai per tahun.
Berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), sisa stok kedelai importir sekitar 300 ribu ton yang berasal dari stok awal Februari sebesar 160 ribu ton, ditambah pemasukan pada pertengahan Februari sebesar 140 ribu ton.
Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan (Februari–Maret 2022).
Selain dua penyebab yang dibeberkan Lutfi, Kemendag mensinyalir penyebab kenaikan harga kedelai juga diakibatkan oleh kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan.