JAKARTA, HOLOPIS.COM – Belanda menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di bawah 60 tahun mulai Jumat (2/4). Hal itu dilakukan setelah rilis laporan terbaru mengenai vaksin menjadi penyebab penggumpalan darah yang jarang terjadi.
Berdasarkan laporan tersebut, tercatat lima kasus baru di Belanda yang berdampak pada penggumpalan wanita berusia antara 25 dan 65 tahun, salah satunya meninggal.
“Bijaksana untuk menekan tombol jeda sekarang sebagai tindakan pencegahan,” kata Menteri Kesehatan Hugo de Jonge dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP.
De Jonge menerangkan penangguhan suntikan AstraZeneca akan berlangsung hingga 7 April ketika European Medicines Agency (EMA) diharapkan mengeluarkan rekomendasi baru tentang masalah tersebut.
Jerman telah mengambil keputusan serupa pada awal pekan ini. Dewan Obat Belanda mengungkapkan masalah penggumpalan darah mirip dengan yang terjadi di negara-negara Eropa lainnya.
“Ini tentu saja mengkhawatirkan. Tentunya, karena orang yang relatif muda telah meninggal,” kata Ketua Dewan Direksi Ton de Boer dalam sebuah pernyataan.
Layanan kesehatan masyarakat GGD mengungkapkan sekitar 10.000 vaksinasi yang dijadwalkan minggu depan untuk petugas kesehatan Belanda yang berusia di bawah 60 tahun telah ditunda.
“Penyebab langsung keputusan itu adalah laporan kasus trombosis ekstensif yang dikombinasikan dengan jumlah trombosit yang rendah setelah vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca,” terangnya.
Pada Rabu lalu, EMA menyatakan yakin suntikan AstraZeneca aman dan para ahli tidak menemukan faktor risiko khusus seperti usia, jenis kelamin atau riwayat medis.
Namun, regulator yang berbasis di Amsterdam akan segera merilis rekomendasi terbaru setelah komite keselamatan bertemu minggu depan.