JAKARTA, HOLOPIS.COM – Video eks Menkes Siti Fadilah yang diunggah dua pekan lalu soal Omicron ramai di media sosial usai Indonesia mencatat kasus pertama varian COVID-19.

Siti mengatakan bahwa warga tidak perlu panik menyikapi varian Omicron sebab gejalanya terbilang ringan, meski lebih menular ketimbang COVID-19 varian Delta.

“Omicron itu karena mutasi dari sedikit protein, tetapi strain-nya tetap yang lama, yang berubah sifatnya adalah yang ada di ujung protein itu. Nah, kemudian didramatisasi gitu kayaknya, (sampai bilang) mati lo kalau kena Omicron,” tuturnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menanggapi kabar tersebut.

Nadia menyebutkan, adanya varian Omicron perlu menjadi tanda waspada dunia, termasuk Indonesia. Terlebih dengan ditemukannya kasus varian Omicron yang membludak di beberapa negara Eropa.

“Nggak [dramatisasi] lah. Kita lihat di Inggris dengan 90 ribu kasus per hari, Belanda sudah lockdown, Swiss pengetatan, dan Amerika Serikat fasilitas kesehatannya mulai kewalahan karena banyak orang yang tertular,” ujar Nadia.

Di sisi lain, Menkes RI Budi Gunadi Sadikin menyebut varian Omicron memiliki kemampuan penularan berkali lipat dari varian Delta. Selain itu kemampuan netralisasi vaksin COVID-19, termasuk dosis booster, terbukti lebih rendah melawan varian Omicron dibanding varian Corona lainnya.

“Sudah terbukti sekarang bahwa kemampuan menetralisir virus pasca infeksi dan imunisasi menurun terhadap Omicron dibanding varian lain,” ujar Menkes (20/12).

Kemenkes RI mengkonfirmasi total Omicron di Indonesia sebanyak 19 kasus. Adapun pelaku perjalanan yang terkonfirmasi Omicron didominasi kedatangan dari Turki.