JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kata stres memang sudah tidak asing lagi. Jauh sebelum pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang didera stres akibat berbagai macam permasalahan.
Stres pun biasanya diakibatkan alasan yang bermacam-macam. Seperti masalah keuangan, percintaan, keluarga, dll.
Tidak mengherankan jika sebuah survey di Amerika Serikat mengatakan sebanyak 55% populasi mengalami peningkatan stres.
Depresi dan kecemasan masyarakat pun meningkat akibat pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir dua tahun ini.
Apa Hubungan Stres Dan Menurunya Kesehatan?
Memang bukan rahasia lagi bahwa stres tidak baik untuk kesehatan. Namun masih banyak yang belum mengetahui darimana hubungannya.
Para peneliti pun telah mempelajari mekanisme hubunganya selama beberapa dekade.
Bukti-bukti pun menemukan bahwa stress memang dapat merusak sistem imun di tubuh manusia dan hewan.
Ilmuwan psikologi Sheldon Cohen dan tim nya melakukan sejumlah penelitian, di mana orang sehat dipaparkan infeksi saluran pernapasan melalui tetesan virus yang ditempatkan langsung ke hidung mereka.
Salah satu faktor terpenting untuk memprediksi siapa yang sakit atau tidak adalah keadaan psikologis peserta.
Orang-orang yang mengalami stress selama 6 bulan hingga dua tahun, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terinfeksi virus dibandingkan mereka yang tidak stress.
Cohen juga menjelaskan bahwa meskipun virus corona belum dipelajari sebanyak penyakit pilek dan flu, namun hal hal yang bisa memperparah pilek atau flu kemungkinan tidak jauh berbeda dari corona.
Karena itu, salah satu faktor pelindung paling kuat adalah dukungan dari orang-orang di sekitar, tidur yang cukup setidaknya 7 jam, minim stres, dan suasana hati yang positif.