JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto segera membatasi ekspor minyak mentah alias crude sebanyak 12 juta barel-13 juta barel ke luar negeri. Hal tersebut sebagainana disampaikan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengungkapkan bahwa optimalisasi ekspor crude menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Sebagai gantinya, kuota ekspor itu akan dialihkan untuk meningkatkan produksi BBM.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi,” ucap Bahlil dalam keterangan resmi, seperti dikutip Holopis.com, Senin (27/1).
Baca juga :
- Survei Celios: Menteri Terbaik dan Terburuk di Kabinet Prabowo-Gibran
- Mahfud MD Puji Ketegasan Prabowo soal Sertifikat Laut, Tinggal Integritas Aparat Penagak Hukum
- Harapan Prabowo di Tahun Ular Kayu : Semoga Penuh Berkah, Damai dan Bahagia
- DPC GCP Kota Tangsel Siap Kawal Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto
- Momen Imlek, MPR Apresiasi Prabowo Berhasil Redam Politik Identitas
Pada tahun ini, ekspor minyak mentah Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta barel. Namun atas perintah Prabowo, 12 juta-13 juta barel di antaranya bakal dipakai untuk menambah pasokan kilang minyak di tanah air.
Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur agar memenuhi standar konsumsi kilang domestik.
Langkah ini diklaim penting untuk mempercepat target swasembada energi yang dihanjikan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kementerian ESDM sendiri, kata Bahlil, meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), serta PT Pertamina (Persero) untuk mengimplementasikan langkah-langkah tersebut.
“Kami dorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina agar minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri sehingga turut mengurangi impor,” tandas Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mencatat produksi minyak pada Semester I/2024 mencapai 578.272 barel per hari (bph). Angka ini turun 4,53 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 605 ribu bph.
Saat ini, pemerintah terus meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang di Indonesia. Hal ini agar kilang-kilang di Indonesia bisa mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam.
Di lain sisi, pemerintah juga mendorong percepatan pembangunan kilang baru. Ini mencakup Kilang Tuban dan Kilang Balongan agar mampu meningkatkan kapasitas pengolahan dalam beberapa tahun ke depan.