Rabu, 22 Januari 2025
Holopis.comNewsPolhukamIslah Bahrawi soal Wacana Pemulangan Hambali : Pemerintah Jangan Gegabah

Islah Bahrawi soal Wacana Pemulangan Hambali : Pemerintah Jangan Gegabah

JAKARTA – Direktur eksekutif Jaringan Moderat Islam (JMI) Islah Bahrawi menyarankan agar Menteri Koordinator bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasrakatan Yusril Ihza Mahendra tak salah dalam mengambil kebijakan, salah satuanya adalah rencana pemulangan Hambali alias Riduan Isamuddinal alias Encep Nurjaman eks pimpinan militer Jemaah Islamiyah (JI) yang kini ditahan di tahanan oleh militer Amerika Serikat di Guantanamo Kuba.

“Maka saya harap, pemerintah Indonesia jangan terlalu gegabah untuk memulangkan mereka,” kata Islah Bahrawi dalam keterangannya di akun X yang ikutip Holopis.com, Rabu (22/1/2025).

Menurutnya, tak bijak ketika pemerintahan Prabowo-Gibran yang saat ini sedang mengalami tekanan kebutuhan finansial negara malah ditambah untuk mengurus eks kombatan yang bisa jadi akan sekadar menggerus budget negara.

Ketimbangkan memulangkan mantan teroris kelas berat, mending pemerintah fokus melaksanakan program-program yang berfokus pada orientasi kerakyatan.

“Pemerintahan pak Prabowo hari ini sedang berat-beratnya memanggul beban keuangan yang berat. Jadi, semua kebijakan dalam hal apapun harus mengarah kepada akselerasi investasi dan percepatan pemulihan keuangan,” tuturnya.

Dipaparkan Islah, bahwa ketika Yusril menggunakan diksi jika Hambali adalah warga negara Indonesia. Maka legal standingnya seharusnya pada dokumen resmi.

“Sebagai orang awam, ukuran kewarganegaraan bagi saya adalah dokumen identitasnya. Terlebih ketika di luar negeri, tanda kewarganegaraan bisa dilihat dari paspornya,” ujarnya.

“Masalahnya ketika ditangkap di Thailand, Hambali pemegang paspor asli Spanyol, bukan Indonesia,” sambungnya.

Memandang situasi itu, Islah Bahrawi pun mengatakan jika banyak eks simpatisan ISIS dari Indonesia yang sudah “bekerja” di Iraq dan Suriah, rerata sudah membakar identitas mereka sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).

Yang lebih ironinya, pembakaran dokumen resmi Indonesia tersebut dilakukan mereka dengan kebanggaan yang sangat luar biasa.

“Setiba di sana, mereka membakar paspor Indonesianya dengan penuh bangga dan sukacita. Namun setelah ISIS tumbang, mereka hidup sengsara di kam-kam pengungsian Al-Hol dan Ar-Roj di Suriah. Sekarang mereka memelas agar bisa kembali ke Indonesia,” paparnya.

Yang menjadi catatan penting menurut Islah adalah, para eks WNI yang sudah memilih untuk menjadi militan ISIS termasuk seperti Hambali tidak bisa dipastikan benar-benar memiliki jiwa NKRI. Fatalnya ketika mereka ternyata benar dipulangkan ke Indonesia namun masih memiliki jiwa pemberontak seperti sebelumnya, maka pemerintah Indonesia yang akan terkena batunya.

“Apakah Hambali hari ini juga mengalami penyesalan yang sama seperti eks kombatan ISIS di Suriah? Bisa iya, bisa tidak. Kita harus selalu waspada dengan tetap mengingat kelakar klasik: ‘belanda tetaplah belanda”,” tukas Islah.

Dengan demikian, Islah Bahrawi pun memohon agar pemerintah Indonesia khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mengambil langkah yang gegabah.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral