JAKARTA – Ada metode berhubungan seks yang Anda dan pasangan pilih agar tidak menghasilkan kehamilan? Menggunakan kondom, cek tanggal atau ‘buang di luar’? Ternyata semua metode itu masih memungkinkan kehamilan terjadi, loh.
Iya, metode ‘buang di luar’atau metode penarikan (pull-out method) atau coitus interuptus merupakan tindakan penarikan penis keluar dari vagina sesaat sebelum ejakulasi (sperma keluar).
Jika kehamilan bukanlah tujuan, ada baiknya Anda mempertimbangkan cara ini.
Yang perlu dipahami pertama-tama, peluang besar seorang wanita untuk hamil adalah saat tubuhnya sedang berovulasi.
Kedua, sperma pria dapat hidup di dalam tubuh wanita selama 7 hari. Jadi, meski si wanita sedang tidak berovulasi saat berhubungan seks, kemudian sperma masuk ke saluran reproduksinya, kemungkinan sperma tersebut masih hidup saat ia berovulasi.
Dan ketiga, adanya risiko pra-cum. Pra-cum adalah cairan bening yang dikeluarkan penis saat seorang pria terangsang secara seksual. Kebanyakan pria hanya mengeluarkan sedikit, dan di dalamnya juga mengandung sedikit sperma –kebanyakan tidak.
Nah, apakah Anda tahu pra-cum yang Anda miliki mengandung sperma atau tidak?
Seberapa Besar Keberhasilan Metode ‘Buang di Luar’?
Tingkat kegagalan metode ini adalah 4%. Artinya, jika dilakukan dengan sangat-sangat sempurna, pull-out method bisa mencegah kehamilan sebanyak 96%.
Namun berdasarkan pengamatan, sekitar 18-28 % pasangan baru menikah yang menggunakan metode ini bakal hamil di tahun pertama pernikahannya. Hal ini kemungkinan besar karena minimnya wawasan dan masih kesulitan melakukan pull-out yang sempurna.
Cara Melakukan ‘Buang di Luar’ yang Sempurna
Tingkat keberhasilan kontrasepsi ini diukur dari kesempurnaan penarikan penis saat melakukan hubungan seksual, di mana yang memiliki peranan besar adalah si pria sebagai pemilik penis.
Ketika kelaminnya merasa akan ejakulasi, ia harus buru-buru menarik penisnya keluar dari vagina, baru kemudian melepaskan spermanya. Kedengarannya sederhana, ya, tapi bagi yang baru pertama kali mencobanya, mereka mengaku kesulitan mengendalikannya. Kebanyakan mereka tidak mampu memperhitungkan pra-ejakulasi –dan pada momen inilah kehamilan bisa terjadi.
Setelah penarikan dan sperma keluar, ada baiknya pasangan tidak kembali berhubungan seks. Kalaupun ingin, pastikan penis benar-benar bebas dan bersih dari sisa sperma. Si pria ada baiknya buang air kecil terlebih dahulu lalu membersihkan ujung penisnya sebelum melakukan putaran berikutnya.
Repot, ya? Nggak kok kalau Anda dan pasangan rajin latihan. Kunci utamanya ada di pengaturan waktu si pria saja.
Atau, si pria bisa berlatih sambil memakai kondom. Saat mendekati orgasme, perhatikan sinyal atau tanda apa pun yang membantu mengidentifikasi kapan orgasme akan terjadi.
Jika Anda dan pasangan tidak mengharapkan kehamilan, jangan coba-coba melakukan metode ini tanpa kondom, ya.
Selain kehamilan, metode ‘buang di luar’ juga tidak memberikan perlindungan Anda dari penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), ya.
Tips Agar ‘Buang di Luar’ Jadi Lebih Efektif
Jika Anda dan pasangan ingin membuat metode ‘buang di luar’ jadi lebih efektif, lakukanlah metode tersebut dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Melacak ovulasi
Yang kurang dipahami para wanita: Mereka masih bisa hamil sebelum dan sesudah ovulasi.
Jadi pertama-tama, lacak kapan masa paling subur terjadi pada tubuhnya. Setelah mengetahuinya, hindarilah berhubungan seks atau metode ‘buang di luar’ di masa itu.
2. Menggunakan cadangan kontrasepsi
Pull-out method tidak direkomendasikan sebagai metode kontrasepsi utama, karena tingkat kegagalannya masih tinggi. Metode ini lebihh cocok dijadikan metode sekunder saja.
Ada baiknya pull-out method digunakan bersamaan dengan metode kontrasepsi kondom, spermisida, spons (sponge), cervical cap, dan pil KB.
Jika Gagal ‘Buang di Luar’, Bagaimana?
Jangan panik! Jika Anda dan pasangan khawatir akan hamil, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti:
· Si wanita pergi ke kamar mandi, duduk di toilet, mengejan untuk mengeluarkan sperma yang mungkin ada di dalamnya.
· Buang air kecil kemungkinan besar dapat membantu mengeluarkan sperma.
· Cuci vagina sampai benar-benar bersih.
Pertimbangkan untuk menggunakan kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan jika metode ini gagal –kebetulan juga tidak menggunakan kondom. Ada dua metode efektif yang bisa dilakukan, yaitu:
· Pil KB darurat
Pil KB (Keluarga Berencana) adalah salah satu ‘pil pencegah kehamilan’ yang umumnya diminum maksimal 72 jam (3 hari) setelah berhubungan seksual tanpa kondom.
· IUD T Tembaga
Chooper T IUD (Intrauterine Device) atau IUD T Tembaga atau yag lebih dikenal dengan sebutan KB Spiral merupakan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) berbentuk spiral (huruf ‘T’ sebenarnya) dan terbuat dari tembaga yang efektif digunakan 5 hari setelah berhubungan seksual. Alat ini ditanamkan di dalam rahim dan bertindak sebagai spermisida
· Cek kehamilan
Jika Anda dan pasagan khawatir mengalami kehamilan, apalagi hari pertama menstruasi sudah lewat, ada baiknya segera melakukan tes kehamilan. Tes kehamilan umumnya dilakukan untuk mendeteksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin), yang muncul pasca sel telur dibuahi.
Anda juga bisa mendeteksi kehamilan dengan gejala atau tanda-tanda sebagai berikut:
– Kram
– Payudara terasa nyeri
– Mual, terutama di pagi hari
– Tidak nafsu makan
– Merasa sangat lelah
– Sering buang air kecil
Itulah yang perlu Anda dan pasangan ketahui mengenai pull-out method atau metode ‘buang di luar’ saat berhubungan seks. Intinya, metode ini tidak bisa diandalkan bila Anda dan pasangan tidak merencanakan kehamilan. Oleh karena itu, pertimbangkanlah untuk menggunakan metode berhubungan seks lainnya.