SUMENEP – Mesin canggih pendaur ulang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batuan, Sumenep, Madura, Jawa Timur segera diresmikan di akhir Januari 2025. Di Jawa Timur, Sumenep menjadi kota pertama yang memiliki mesin seharga Rp2,8 miliar ini.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Sumenep, Deddy Surya mengatakan, mesin ini memiliki kapasitas mendaur ulang sampah mencapai 36-39 ton per hari.
“Nantinya yang diolah adalah sampah unorganik,” kaya Deddy saat ditemui di kantornya, Jumat (10/1).
Deddy menjelaskan, mesin ini akan membantu mengurangi permasalahan sampah di Sumenep. Sebab, kapasitas TPA Batuan sudah overload.
Selain mengurangi volume sampah, sampah yang telah diolah dari mesin ini alias Refuse-Derived Fuel (RDF) akan mendatangkan benefit bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pasalnya, kata Deddy, RDF ini akan dijual kepada pihak ketiga, yakni PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) yang telah menandatangani kerja sama pada November 2024.
“Nanti kita untung dua kali, masalah sampah teratasi. Juga, kita dapat pemasukan ke daerah. Tapi sekali lagi, yang kita harapkan bukan benefitnya, melainkan mengurangi masalah sampah di Sumenep,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Ahkmadi Yazid mendorong Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat memaksimalkan alat canggih ini. Sebab, anggaran APBD untuk pengadaan barang ini cukup besar.
“DLH harus membuktikan komitmen dalam menangani masalah tata kelola sampah yang visinya adalah berbasis PAD. Jadi, tak sekedar mendaur ulang, tapi harus bisa membangun kerjasama agar hasil daur ulang sampah bernilai ekonomis,” kata Akhmadi Yazid.
Karena itu, Yazid memastikan pelaksanaan program ini agar berjalan sesuai rencana dan membawa dampak positif bagi daerah, terutama problem persampahan.
“Kami menunggu realisasi dari semua perencanan yang telah dilakukan DLH. Tentunya, kami akan mengawasi ketat sejauh mana pelaksanaan program ini di lapangan,” tandasnya.