yandex
Kamis, 9 Januari 2025

Jangan Sepele, Ini Bahaya Makanan Panas Dibungkus dalam Plastik

JAKARTAMakanan panas yang dibungkus plastik masih menjadi pemandangan umum di Indonesia. Dari gorengan yang baru diangkat dari penggorengan hingga nasi bungkus hangat yang dijual di pinggir jalan, plastik sering kali menjadi pilihan pembungkus praktis.
Namun, tahukah Sobat Holopis bahwa kebiasaan ini membawa risiko serius bagi kesehatan?

Kandungan Berbahaya dalam Plastik

Plastik mengandung senyawa kimia seperti Bisphenol A (BPA), ftalat, dan polivinil klorida (PVC). Ketika plastik terkena panas, senyawa-senyawa ini dapat larut dan mencemari makanan. Proses ini dikenal sebagai migrasi kimia, yang memungkinkan zat beracun berpindah dari plastik ke makanan yang kita konsumsi.

Berikut beberapa risiko kesehatan akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi senyawa plastik:

1. Gangguan Hormonal

BPA dan ftalat adalah endokrin disruptor, yang dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Pada jangka panjang, ini bisa menyebabkan masalah kesuburan dan gangguan perkembangan.

2. Risiko Kanker

Polivinil klorida (PVC) dapat menghasilkan dioksin, senyawa karsinogenik yang meningkatkan risiko kanker, terutama kanker hati dan paru-paru.

3. Gangguan Sistem Saraf dan Organ Vital

Zat kimia dari plastik juga dapat memengaruhi sistem saraf, ginjal, dan hati, terutama jika paparan terjadi secara terus-menerus.

Kebiasaan Buruk yang Masih Lestari di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan sering dianggap praktis dan murah. Banyak pedagang makanan jalanan menggunakan plastik karena lebih mudah didapatkan dan hemat biaya. Sayangnya, kesadaran akan bahayanya masih rendah.

Contohnya, nasi bungkus panas sering dibungkus plastik tipis atau kantong kresek hitam. Ketika makanan panas bersentuhan langsung dengan plastik, risiko migrasi bahan kimia meningkat. Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa beberapa plastik yang digunakan adalah plastik daur ulang dengan kualitas yang lebih rendah.

Alternatif yang Lebih Aman

Untuk mengurangi risiko, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Gunakan kertas nasi atau daun pisang sebagai pembungkus makanan panas. Selain lebih aman, cara ini juga lebih ramah lingkungan.
  • Bawa wadah makanan sendiri saat membeli makanan dari luar.
  • Hindari penggunaan plastik untuk makanan panas dan berlemak, karena lemak mempercepat migrasi bahan kimia dari plastik.

Kebiasaan membungkus makanan panas dengan plastik bukan hanya buruk untuk kesehatan, tetapi juga untuk lingkungan. Sebagai konsumen, Sobat Holopis harus lebih bijak dalam memilih kemasan makanan yang aman. Mulailah dari diri sendiri untuk meninggalkan kebiasaan ini dan menyebarkan kesadaran kepada orang di sekitar Sobat Holopis.

Mengutamakan kesehatan mungkin membutuhkan sedikit usaha ekstra, tetapi hasilnya sepadan untuk jangka panjang. Mari bersama-sama hentikan kebiasaan buruk ini demi generasi yang lebih sehat dan lingkungan yang lebih lestari.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral