JAKARTA – Anda tentu sudah tahu bahwa telur merupakan salah satu makanan bergizi tinggi oleh karena kandungan vitamin, mineral, antioksidan, protein, dan lemaknya.
Namun masih ada beberapa orang yang menganggap telur kurang baik dikonsumsi karena dapat meningkatkan kolesterol. Seperti kita ketahui, kolesterol berkontribusi terhadap penyakit jantung yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Apakah Telur Dapat Meningkatkan Kadar Kolesterol?
Memang, telur memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan beberapa jenis makanan lain. Namun, di dalam telur juga terdapat senyawa bioaktif dan nutrisi lain yang bermanfaat melawan penyakit.
Sudah ada banyak studi dan penelitian yang membahas dan meneliti hal ini. Hasilnya tidak seperti yang dikhawatirkan. Kalaupun hasilnya positif, kemungkinan itu karena telur dikonsumsi bersamaan dengan makanan berkolesterol tinggi lainnya. Misalnya yogurt, keju, daging olahan, dan gorengan.
Berapa Banyak Telur yang Aman Dikonsumsi Per Hari?
Risiko yang ditimbulkan terkait dengan makan telur berbeda-beda pada setiap individu. Faktor risikonya bisa genetika atau riwayat keluarga, cara memasak telur, pola makan Anda secara keseluruhan, juga jumlah kolesterol total dalam makanan Anda.
Pada orang dewasa sehat dengan kadar kolesterol normal dan tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung, penelitian mengatakan mengonsumsi 1-2 butir telur per hari masih aman. Dan itu bahkan katanya bisa semakin meningkatkan kesehatan jantung.
Penelitian di Korea juga menemukan, mengonsumsi 2–7 butir telur per minggu membantu menjaga kadar kolesterol HDL dan mengurangi risiko sindrom metabolik –pada orang dewasa.
Apakah Baik Makan Putih Telurnya Saja?
Rata-rata 1 butir telur berukuran besar mengandung sekitar 200 mg kolesterol. Dan ya, kolesterol memang terkonsentrasi di bagian kuning telur. Itulah mungkin mengapa banyak orang hanya mengonsumsi putih telurnya saja.
Tapi itu justru salah. Bagian kuning pada telur sangat kaya akan zat besi, vitamin D, karotenoid, dan banyak lagi. Belum lagi nutrisi bioaktifnya yang dapat meningkatkan kesehatan, seperti mengurangi peradangan, meningkatkan kadar kolesterol HDL, dan meningkatkan kesehatan metabolisme.
Oleh karena itu, Anda justru akan kehilangan banyak manfaat kesehatan dengan tidak mengonsumsi kuning telur.
Berbeda jika memang Anda sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan/atau kolesterol tinggi. Kuning telur bisa disingkirkan untuk membantu mencegah peningkatan kolesterol lebih lanjut.
Sebuah studi menunjukkan, terlalu banyak kolesterol, lemak jenuh, dan lemak trans dari sumber makanan apa pun dapat meningkatkan kadar kolesterol darah terutama kolesterol LDL yang kemudian berisiko meningkatkan penyakit jantung.
Telur memang tinggi kolesterol, tapi bukan satu-satunya makanan yang memengaruhi kadar kolesterol LDL. Kadar kolesterol darah yang tinggi juga bisa disebabkan oleh pola makan seperti:
1. Tinggi lemak jenuh yang berasal dari mentega, keju, dan daging olahan.
2. Tinggi lemak trans. Meski beberapa bentuk lemak trans terbentuk secara alami, namun ada juga yang dibuat secara artifisial dan ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan yang dipanggang, serta margarin dan mentega olahan.
3. Rendah serat. Pastikan makanan berserat tinggi seperti gandum, kacang-kacangan, kacang polong, biji-bijian, dan buah-buahan ada dalam menu harian Anda.
4. Terlalu tinggi kalori.
Manfaat Telur Bagi Kesehatan
Ada banyak manfaat kesehatan yang ditawarkan sebutir telur. Di antaranya:
· Tinggi vitamin dan mineral, seperti kolin, selenium, dan vitamin B.
· Kaya antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan penyakit kronis terkait seperti penyakit jantung dan kanker.
· Memperbaiki beberapa biomarker penyakit jantung, termasuk biomarker inflamasi seperti kadar interleukin-6 dan protein C-reaktif dalam darah.
· Membantu menaikkan dan menurunkan berat badan. Misalnya jika ingin menurunkan berat badan, sarapanlah dengan sereal dan sebutir telur. Ini cukup untuk membantu perut Anda kenyang seharian.
· Telur nikmat dikonsumsi dengan berbagai cara olahan.
Jadi, apakah yang salah kuning telurnya? Tentu tidak, tapi perhatikanlah seluruh pola makan harian Anda.