JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan hari libur bursa saham selama dua hari pada pekan ini, seiring dengan Hari Natal dan Cuti Bersama Kelahiran Yesus Kristus.
Mengutip laman idx.co.id, Selasa (24/12), libur bursa saham pada pekan ini jatuh pada hari Rabu besok, 25 Desember 2024 dan Kamis lusa, 26 Desember 2024. Kemudian akan dibuka lagi pada Jumat, 27 Desember 2024.
Sebelumnya, pemerintah sudah memutuskan ada sebanyak 27 hari libur nasional dan cuti bersama sepanjang tahun 2024. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menuturkan, dari 27 hari tersebut, terdiri dari 17 hari libur nasional dan 10 hari cuti bersama.
“Pada 2024, pemerintah telah memutuskan 27 hari libur,” kata dia kala mengumumkan hari libur dan cuti bersama 2024, seperti dikutip Holopis.com.
Penetapan hari libur nasional dan cuti bersama ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi masyarakat, sektor ekonomi, serta sektor swasta dalam menjalankan aktivitas mereka.
Adapun selain hari Natal dan cuti bersama Kelahiran Yesus Kristus, BEI juga menetapkan hari libur saham pada saat tahun baru 2025, yakni pada Rabu, 1 Januari 2024 pekan depan.
Adapun sebelum libur Natal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI ditutup melemah melemah 0,43 persen ke 7.065,75. Padahal pada pembukaan perdagangan, IHSG sempat berada di zona hijau.
Sejumlah indeks pendukung pun kompak bergerak turun, seperti indeks 45 saham unggulan atau LQ45, JII, IDX30, dan MNC36, yang masing-masing di bawah 1 persen.
Kemudian secara sektoral, sektor teknologi dan konsumer siklikal menjadi pemberat indeks, disusul konsumer nonsiklikal, keuangan, bahan baku dan industri. Sementara sektor lainnya bertengger di di zona hijau.
Sampai dengan akhir perdagangan jelang Natal, total sebanyak 292 saham menguat, 322 melemah, dan 333 lainnya stagnan. Sedangkan untuk nilai transaksi mencapai Rp9,52 triliun, dengan volume 18,28 miliar lembar saham.