SULSEL – Anggota Komisi III DPR-RI Rudianto Lallo mengaku menerima informasi dugaan adanya keterlibatan oknum bankir dalam sindikat yang memproduksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Kini informasi tersebut menjadi tanda tanya bagi aparat kepolisian yang mengusut kasus ini.
Mantan anggota DPRD Sulsel ini mengaku heran dengan penemuan pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
“Kita desak khususnya Polres Gowa untuk sungguh-sungguh serius membongkar, mengungkap sindikat jaringan pabrik uang palsu yang menghebohkan khususnya masyarakat Sulawesi Selatan, insan pendidikan, lebih khusus lagi insan pendidikan agama, karena ini terjadi di institusi pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama,” tegas Rudianto, dikutip Kamis, (19/12).
Dia meminta pihak kepolisian untuk mengusut keterlibatan orang bank dalam kasu ini. Dia menilai benar tidaknya informasi itu membutuhkan penjelasan dari pihak kepolisian.
“Saya mendengar informasi bahwa ada dua pelaku adalah seorang bankir. Ini mencengangkan,” ujarnya.
Menurut Rudianto, sindikat tersebut beraksi secara terstruktur. Alasannya, karena 15 tersangka yang sudah ditahan aparat kepolisian terdiri dari orang dalam dan orang luar kampus.
“Sudah pasti jaringan terstruktur karena melibatkan orang dalam dan orang luar, orang luarnya adalah seorang bankir,” tudingnya.
Kini Rudianto meminta polisi membongkar dalang utama dari sindikat itu. Dia menyinggung mesin cetak yang digunakan oleh sindikat ini bukan sembarangan alat.
“Kita mau polisi membongkar aktor intelektualnya, karena kalau melihat peristiwanya, membaca sepintas peristiwa ini, ini canggih, menggunakan alat canggih, kemudian kertasnya juga sudah pasti canggih, mirip uang asli karena infonya bisa masuk di ATM saat setor tunai,” bebernya.
“Berarti kan canggih nih, teknologi ini, biasanya kalau kejahatannya canggih, itu pasti juga melibatkan orang-orang canggih, pelakunya orang pintar,” pungkasnya.