HOLOPIS.COM, JAWA TENGAH – Sosialisasi pembubaran Jemaah Islamiyah (JI) kembali dilaksanakan hari ini, Rabu (13/11) di Tegal, Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan yang diselenggarakan sebelumnya di berbagai wilayah Indonesia, yakni bertujuan untuk menyampaikan keputusan pembubaran JI dan mengajak para mantan anggota untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jemaah Islamiyah secara resmi membubarkan diri pada tanggal 30 Juni 2024. Sejak itu, eks amir dan para petinggi kelompok ini menggalang ribuan anggota di berbagai wilayah, mengimbau mereka untuk mematuhi keputusan ini dan meninggalkan aktivitas lama demi mengutamakan persatuan dan persaudaraan.
Dalam acara ini, amir terakhir JI Ustadz Para Wijayanto menyampaikan pesan penting kepada para mantan anggota agar terus berada di jalur agama yang mengajarkan perdamaian dan menjauhi kekerasan.
Para eks petinggi JI yang hadir juga menegaskan bahwa pembubaran Jemaah Islamiyah tidak disebabkan oleh tekanan eksternal maupun kebingungan di antara anggotanya.
“Keputusan ini diambil atas dasar ilmu syar’i, sesuai dengan tuntunan agama,” kata Ustadz Para Wijayanto seperti dikutip Holopis.com, Rabu (13/11).
Pesan utama yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah agar seluruh eks anggota JI tetap berpegang teguh pada ilmu, sebagai landasan hidup yang kuat dan pembimbing dalam menjalani kehidupan yang damai dan produktif.
DDalam kesempatan yang sama salah satu eks petinggi JI Ustadz Arif Siswanto pun menjelaskan bahwa langkah terbaik untuk para eks anggota JI setelah pembubaran kelompok ini adalah kembali ke NKRI.
“Tentu dengan bergabung dengan NKRI, kita bisa lebih memberi manfaat untuk semua,” kata Ustadz Arif.
Ia juga menambahkan bawah Indonesia adalah negara mayoritas muslim, dan muslim harus bersatu, tidak boleh terpecah-pecah dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
“Persatuan itu bisa dilakukan di bawah naungan NKRI,” tegasnya.
Sementara itu, Ustadz Aslam yang juga merupakan mantan petinggi JI menjelaskan, bahwa pembubaran JI tidak berarti pembubaran akidah, apalagi keimanan. Pembubaran ini sebaiknya dimaknai sebagai proses evaluasi,
“Yang namanya evaluasi itu, yang baik-baik tetap dipertahankan dan dikembangkan, sementara yang buruk, seperti operasi-operasi jihad, harus segera ditinggalkan,” terang Ustadz Aslam.
Dengan sosialisasi ini, eks JI berharap seluruh anggota dapat benar-benar menerima keputusan ini dan berkomitmen untuk hidup harmonis dalam NKRI, mengedepankan nilai persaudaraan dan perdamaian di tengah masyarakat.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain ; Ustaz Arif Siswanto alias Mahmudah, Ustaz Abu Fatih, Ustaz Agus Sanjaya, Ustaz Aslam, dan dua mantan amir kelompok ini Ustaz Abu Rusydan dan Ustaz Para Wijayanto yang bergabung secara daring.
Kemudian, hadir juga Kepala Satgas Wilayah Jawa Tengah Densus 88 Kombes. Pol. Muhammad Tedjo Kusumo.
Dalam kesempatan itu, Kombes Pol Tedjo menegaskan bahwa niat baik para Jamaah Islamiyah untuk membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI akan dikawal terus oleh organisasinya.
“Densus 88 akan terus membersamai para mantan JI untuk benar-benar kembali dan menebar manfaat maksimal untuk NKRI,” tutur Kombes Pol Tedjo.