Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD angkat bicara terkait kasus judi online (Judol), yang turut melibatkan belasan pegawai hingga staf khusus di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Dia bahkan meyakini, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang sekarang ini Menkomdigi, Budi Arie Setiadi terlibat dalam kasus tersebut. Sehingga menurutnya harus diperiksa oleh aparat penegak hukum.

Mahfud menyampaikan, bahwa keyakinan dirinya akan keterlibatan Budi Arie dalam kasus tidak pidana karena aktivitas terlarang itu karena posisi Budi Arie yang merupakan mantan petinggi di Kementerian yang terlibat.

Di samping itu, Ketum Projo tersebut merupakan sosok yang meloloskan oknum pegawai Komdigi yang saat ini sudah berstatus tersangka sebagai seorang penjaga dunia internet di Indonesia dari situs-situs judol, yang belakangan ini diketahui malah membina ribuan situs judol.

“Itu kan jelas sekali yang ditangkap itu adalah pejabat yang diseleksi oleh menterinya yang katanya baik. Iya kan. Diseleksi sendiri kamu yang pejabat di situ,” ujar Mahfud dalam podcast Close The Door, yang dikutip Holopis.com, Rabu (13/11).

“Yang komdigi yang ditangkap itu siapa? Kan baru diangkat. Kamu tugasnya menangani masalah judol. Kalau ada yang ini, apa namanya, tutup, tutup, tutup. Ternyata dia agennya. Nah, ini kan Budi Ari harus diperiksa, (karena) kenapa Anda menganggap ini orang baik?,” sambungnya.

Dia menjelaskan, bahwa terungkapnya keterlibatan oknum pegawai Komdigi dalam kasus judol diketahui dari kasus penangkapan bandar judol di Medan, Sumatera Utara. Dari penangkapan tersebut, didapati ada keterkaitan dengan oknum sindikat pembinaan terhadap ribuan situs judi online.

Itu berdasar penangkapan bandar judol di Medan, lalu dilampas HP-nya. Ada hubungan dengan orang-orang di dalam mengatur ini semua. Dia mayakini, aparat penegak hukum yang dalam hal ini Polri sudah mengetahui akan hal tersebut.

Bahkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengaku yakin Polri sudah tau siapa sosok yang berada di ppuncak tertinggi di balik kasus keterlibatan pegawai Komdigi.

“Ya makanya kita minta Budi Arie diperiksa juga, karena bagi saya aneh. Budi Arie yang mengangkat orang ini, dan orang ini punya satu semacam posko sendiri terdiri dari anak-anak muda yang nangani judol-judol itu,” kata Mahfud.

“Itu kan sering datang di kantor Kominfo dengan gaya-gaya hedon gitu kan, yang pegawainya sendiri diacuhkan. Dia sendiri bukan siapa-siapa, temannya orang yang diangkat ini yang punya markas posko di satu tempat,” tambahnya.

Terlepas dari itu, Mahfud mengaku masih berfikir positif tentang sosok Budi Arie yang kemungkinan saja tidak tahu menahu tentang keterlibatan anak buahnya di kasus tersebut, karena latarbelakang Budi Arie sendiri yang bukan sebagai seorang praktisi.

Namun di sisi lain, dia juga mengatakan ada kemungkinan Budi Arie sengaja memasukkan tersangka dalam jajaran pegawai Komdigi, yang seharusnya bertanggung jawab terhadap penanganan situs-situs judol.

“Hanya dua kemungkinannya. Satu lalai karena tidak tau. Yang kedua sengaja untuk mendapat sesuatu,” kata Mahfud menegaskan.

Terkait dua kemungkinan tersebut, Mahfud menilai Budi Arie tahu betul terkait kasus tersebut.

“Kayaknya yang ke-satu, yang dia tau itu. Menurut saya dia tau, menurut saya,” tutur Mahfud.

Pun saat ditanya apakah pernyataannya terkait keterlibatan Budi Arie dalam kasus tersebut apakah hanya insting belaka, ia membantah. Dia menegaskan, bahwa hal itu adalah sebuah keyakinan.

“Bukan insting, keyakinan. Karena keyakinan itu bagi kita, Mas Dedy yakin sesuatu, yakin dan itu betul karena yakin. Tetapi belum bisa dieksekusi karena itu perlu proses hukum. Tapi yakin boleh dong,” tandasnya.