HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara/BTN (Persero) tbk, Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, bahwa jumlah pengajuan akad Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh perempuan kini semakin meningkat.
Hal ini menjadi tren baru sekaligus fenomena yang menarik di tengah isu makin banyaknya perempuan yang mencapai kemapaman ketimbang pria.
Nixon mengatakan, bahwa sejak tahun 2020 hingga 2024, persentase perempuan yang mengajukan akad KPR di BTN tercatat sebanyak 32,5 persen, dengan nilai penyalurannya dalam periode tersebut mencapai Rp 25 triliun, dan realisasinya 173.476 tempat tinggal.
“Kita melihat bahwa satu trennya akad KPR yang dilakukan oleh perempuan makin hari makin meningkat. Ini tren baru sebenarnya,” katanya dalam keterangannya, yang dikutip Holopis.com, Sabtu (9/11).
Namun, Nixon tak menyebutkan berapa pertumbuhan KPR yang diajukan oleh nasabah perempuan. Nixon hanya mengatakan mayoritas KPR didominasi generasi milenial, dengan persentase 76,7 persen. Sedangkan 23,3 persen lainnya berasal dari generasi lainnya.
Sedangkan dari sisi pekerjaan, sebanyak 90,3 peren realisasi KPR di perusahaan perbankan pelat merah itu berasal dari nasabah dengan pekerjaan di sektor formal. Artinya, pekerja di sektor i informal hanya sejumlah 9,8 persen saja.
Nixon lalu mengatakan, bahwa bahwa pihaknya BTN berupaya menggenjot pengajuan KPR dari pekerja di sektor informal. “Sehingga sektor ini bisa jauh lebih cepat pertumbuhannya dibanding sektor formal,” katanya.
Nixon lalu mengatakan, BTN berniat mendukung penyediaan 3 juta rumah per tahun pada pemerintahan Prabowo Subianto. Namun, ia juga menyampaikan sejumlah kendala untuk mewujudkan pembiayaannya.
Kendati demikian, ia mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk menerbitkan surat utang jangka panjang atau local treasury note (LTN) pada akhir tahun ini.
“Kami akan mengeluarkan LTN sebelum akhir tahun ini. Kami sudah ada strategi pendanaan jangka panjang untuk program tiga juta rumah,” kata Nixon.
Dia menegaskan, bahwa saat ini tidak ada isu likuiditas di perseroan, sehingga penerbitan LTN itu dinilai cukup aman. Namun ia mengatakan pihaknya tetap akan mengkaji berbagai langkah pendanaan untuk mendukung program tiga juta rumah.