HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pada hari ini, Selasa (5/11), Masyarakat Amerika Serikat melakukan pemungutan suara untuk menentukan siapa presiden selanjutnya di Negeri Paman Sam Tersebut. Kamala Harris dan Donald Trump akan memperebutkan kursi kepresidenan dengan kebijakan yang berbanding terbalik.
Namun berbeda dengan Indonesia yang biasanya bisa langsung terlihat siapa yang akan memenangkan Pilpres di keesokan harinya atau bahkan di hari yang sama,, Amerika Serikat memilki sistep penghitungan yang berbeda.
Di bawah sistem AS, warga negara tidak memilih pemimpin mereka secara langsung. Namun sebaliknya, surat suara mereka memilih 538 anggota kelompok yang disebut Electoral College, yang kemudian memilih presiden serta wakil presiden.
Meskipun belum ditentukan kapan perhitungan akan selesai, namun diprediksi bahwa masyarakat Amerika Serikat tampaknya harus menunggu hasil perhitungan suara sedikit lebih lama.
Diduga Akan Ada Penundaan
Namun dalam pemilihan tahun ini, para ahli berpendapat bahwa akan ada risiku penundaan serta komplikasi lainnya. Seperti tantangan huku, terkait penghitungan suara.
Terlepas dari berbagai prediksi, Kamala Harris dan Donald Trump harus bersaing demi mendapatkan 270 suara penting yang bisa mendorong mereka untuk ke Gedung Putih.
Sementara itu di akhir-akhir hari pemilihan, Kamala Harris terihat mengerahkan suara Perempuan. Pasalnya jika memenangkan pilpres ini, Kamala nantinya akan menjadi presiden Perempuan pertama Amerika Serika.
“Donald Trump belum selesai. Dia akan melarang aborsi secara nasional,” kata Kamala.
Kamala yang berjanji akan melakukan kebalikan dari Donald Trump, mengatakan bahwa Donald Trump akan membatasi akses kontrasepsi, dan mengatakan ini akan sangat membahayakan untuk para perempuan, dan melanggar hak-hak perempuan.
“Dia (Donald Trump) ingin membatasi akses terhadap alat kontrasepsi, membahayakan perawatan IVF dan memaksa negara untuk memantau kehamilan perempuan,” kata Kamala.
Sebagai informasi, hanya tinggal Pilpres AS yang akan berjalan pada 5 November 2024 mendatang membuat Kamala Harris dan Donald Trump sama-sama total dan jor-jor an dalam mengumpulkan pemilih.
Ini akan menjadi pemilihan umum Presiden AS yang ke-60. Pemilihan ini juga akan menjadi pemilihan presiden pertama yang menggunakan informasi kependudukan dari sensus 2020.