Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Raja Felipe dan Ratu Letizia Spanyol baru saja dilempari lumpur dan benda-benda lainnya oleh para pengunjuk rasa yang emosi, ketika mereka datang ke Valencia yang baru saja dilanda banjir.

Hal itu karena masyarakat menilai kurang ada peringatan sebelum banjir, dan kurang ada dukungan oleh Raja dan Ratu mereka terhadap para korban bencana.

Salah seorang warga mengklaim bahwa pempimpin di Spanyol tidak melakukan apa-apa dan membiarkan masyarakat mereka menderita.

“Kami membantu, para pemimpin tidak melakukan apapun. Orang-orang sekarat, kami sudah tidak tahan lagi,” kata seorang warga bernama Pau, dikutip Holopis.com, Senin (4/11). 

Kemudian seorang wanita mengatakan bahwa mereka yang memiliki kekuasaan di Spanyo membiarkan mereka meninggal dan kehilangan semuanya.

“Mereka membiarkan kita meninggal. Kami kehilangan semuanya, bisnis, rumah kami, dan mimpi kami,” kata wanita tersebut.

Sementara itu, PM Spanyol, Pedro Sanchez dan kepala pemerintahan Valencia, Carlos Mazon ikut bergabung dengan pasangan kerjaan tersebut untuk ke lokasi korban.

Namun Pedro dan Carlos langsung diselamatkan sebelum masyarakat semakin tak terkendali.

Raja Felipe dan Ratu Letizia Terpukul

Dalam video kondisi pasca banjir Spanyol yang saat ini viral di media sosial menunjukkan Raja Felipe dan Ratu Letizia yang sangat terpukul melihat kondisi masyarakatnya.

Saat menghampiri lokasi banjir, mereka diteriaki pembunuh serta melempari lumpur ke wajah dan pakaian mereka. Tetapi Raja Felipe dan Ratu Letizia kemudian terlihat tetap berusaha menenangkan dan membantu masyarakat mereka.

Tim penjaga Raja Felipe dan Ratu Letizia pun kewalahan untuk membuat barikade perlindungan untuk mereka ketika memasuki wilayah bencana.

Sebagai informasi, sekitar lebih dari 200 orang meninggal dunia akibat banjir bandang tersebut. Banjir itu dinilai banjir terparah yang pernah terjadi di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir.

Sementara itu PM Spanyol mengerahkan 10.000 pasukan untuk menangani lokasi pasca banjir bandang.

Awalnya, hujan dimulai sejak Selasa (29/10). Banjir pun cepat naik sehingga menyebabkan beberapa jembatan rubuh, dan pedesaan dipenuhi lumpur.

Masyarakat pun kekuranan akses air, makanan, listrik, dan pelayanan lainnya.