Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Calon Gubernur Jawa Tengah Jenderal TNI (purn) Andika Perkasa memberikan kritikan atas kepemimpinan di Provinsi Jawa Tengah dalam debat perdana Pilkada Jateng 2024.

Pasalnya, Andika menilai bahwa indeks demokrasi Indonesia di Jawa Tengah mengalami trend yang sangat buruk.

“Kita masih punya PR, hari ini indeks demokrasi Indonesia Jawa Tengah menunjukkan tren yang memburuk selama 3 tahun terakhir,” kata Andika dalam debat yang diselenggarakan oleh KPU Jawa Tengah, Rabu (30/10) malam.

Dalam statemennya, mantan Panglima TNI tersebut mengatakan jika indeks pelayanan publik di Jawa Tengah juga mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir. Situasi tersebut juga terjadi pada efisiensi perekonomian di era pemerintahan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode itu.

Tidak hanya pelayanan publik dan ekonomi, Andika juga memberikan kritikan atas terjadinya kesenjangan pendidikan. Ia menilai bahwa ini semua merupakan pekerjaan rumah yang harus dibereskan jika dirinya menjadi Gubernur sebagai representasi dari PDI Perjuangan bersama Hendrar Prihadi yang notabane mantan Walikota Semarang.

“Ini sangat penting bagi siapapun calon gubernur-wakil gubernur yang akan menjabat di periode 2024-2029, karena apa? Kita dihadapkan pada SDGs, sustainable development goals, di mana goals pertama yaitu no poverty atau tidak ada kemiskinan, ini cukup berat,” terangnya.

Sekadar diketahui, bahwa Jawa Tengah selama 10 tahun terakhir dipimpin oleh kader PDI Perjuangan yakni Ganjar Pranowo. Ganjar menjabat sejak 2013 dan berakhir di 2023. Sementara itu, Kota Semarang juga dipimpin oleh Hendrar Prihadi sebelum Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah tersebut ditarik Presiden ke 7 Joko Widodo ke Jakarta untuk menjadi Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Hendrar menjabat sebagai Walikota Semarang sejak 2016 sampai 2022. Sebelum menjabat sebagai Walikota, Hendrar juga merupakan Wakil Walikota Semarang periode 2010 – 2013.