Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya menyampaikan bahwa pihaknya akan menghadirkan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai Senin besok. 

Undangan ini dalam rangka untuk meminta penjelasan terkait dengan keinginannya mendapatkan anggaran lebih dari Rp20 triliun bagi Kementerian yang dipimpin mantan Komisioner Komnas HAM itu. 

“Menteri HAM kita akan undang hari Senin (28/10 -red),” kata Willy dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Politisi Partai NasDem ini pun belum bisa menduga-duga terkait alasan keinginan penambahan anggaran Kementerian HAM menjadi lebih dari Rp20 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp62 miliar. Tentunya, dia pun perlu mendengar alasan kebutuhan-kebutuhan dari keinginan Natalius Pigai tersebut.

“Nanti kita tanya sama Pak Natalius,” ujarnya. 

Menurut Willy, Komisi XIII DPR RI harus betul-betul melihat usulan tersebut, karena spektrum dari sektor Hak Asasi Manusia sangat luas. Dia mengatakan bahwa usulan itu perlu dilakukan dengan pendekatan secara bernegara, bukan pendekatan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

“Jadi tentu penempatan sumber daya manusia, bagaimana pengorganisasian lembaga itu menjadi sangat penting, sembari juga berbicara sosialisasi dari keberadaan kementerian sendiri,” tuturnya. 

Sebelumnya diberitakan, bahwa Natalius sempat protes mengapa Kementerian HAM hanya dibekali pagu anggaran sebesar Rp64 miliar. Padahal seharusnya kata Pigai, anggarannya bisa lebih besar dari itu.

Pigai menjelaskan alasan mengapa dirinya menyebut angka Rp20 Triliun untuk operasional Kementerian yang dipimpinnya saat ini.

Salah satu kebutuhan anggaran besar itu adalah untuk membangun kampus bertaraf internasional yang memiliki pusat studi di lintas benua di seluruh dunia.

“Saya mau bangun Universitas HAM bertaraf International terpadu dengan Pusat Studi HAM Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia dan Kawasan Amerika,” kata Pigai dalam keterangannya, Rabu (23/10).

Selain membangun kampus, Natalius juga ingin membangun pusat penelitian hingga rumah sakit yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.

“Laboratorium HAM termasuk forensik, Rumah Sakit HAM dan lain-lain akan dipimpin oleh putra Indonesia berkelas dunia bidang HAM,” ujarnya.

Jika pandangannya ini dapat terealisasikan, Pigai yakin Indonesia menjadi ikon HAM dunia dan menjadi daya tarik dunia internasional dalam memandang negara ini betul-betul memiliki komitmen dan perhatian khusus pada aspek hak asasi manusia.