HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bunuh diri merupakan isu serius yang sering kali diabaikan dan masih belum dipahami banyak orang apa penyebabnya. Banyak orang yang sebenarnya berisiko, namun ia tidak menunjukkan tanda-tanda jelas.
Salah satu kasus yang sedang viral dan dibahas oleh netizen belakangan ini adalah kasus seorang dokter yang diduga bunuh diri dengan cara gantung diri di Ogan Komering Ulu.
Karena korban bisanya tidak menunjukkan tanda-tanda jelas, penting bagi kita untuk peka terhadap perilaku dan perubahan.
Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia memiliki rata-rata kematian akibat bunuh diri sebanyak 24 per 100.000 jiwa. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda orang yang berisiko bunuh diri bisa menjadi langkah awal untuk pencegahan.
1. Faktor Penyebab Depresi
Depresi sering kali menjadi penyebab utama seseorang berfikir untuk melakukan bunuh diri. Beragam faktor, seperti rasa tidak aman, keputusasaan, rendahnya pendidikan, dan kemiskinan, dapat berkontribusi terhadap kondisi ini. Dalam banyak kasus, dukungan dari orang terdekat sangatlah penting.
2. Tanda-tanda Seseorang yang Berisiko Bunuh Diri
Jika Sobat Holopis memiliki teman, keluarga, atau orang dekat yang menunjukkan gelagat seperti ingin bunuh diri, penting untuk mengenali tanda-tanda berikut:
3. Merasa Tidak Ada Harapan
Rasa putus asa adalah gejala umum yang dialami oleh orang-orang depresi. Mereka mungkin merasa terjebak dan tidak memiliki harapan untuk masa depan, sehingga sulit untuk melihat sisi positif dalam hidup mereka.
4. Perubahan Suasana Hati yang Ekstrem
Perubahan mood yang tiba-tiba dan ekstrem, seperti dari sangat bahagia menjadi sangat sedih dalam waktu singkat, dapat menjadi tanda bahwa seseorang sedang berjuang dengan masalah mental. Kesedihan yang berkepanjangan bisa meningkatkan risiko keinginan untuk bunuh diri.
5. Gangguan Tidur
Masalah tidur, baik itu sulit tidur maupun tidur berlebihan, sering kali berhubungan dengan gangguan mental. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memperburuk situasi emosional seseorang dan meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.
6. Perubahan Perilaku dan Penampilan
Perubahan yang mencolok dalam perilaku, seperti berbicara pelan, mengubah pola makan, atau tampak tidak peduli dengan penampilan, bisa menjadi sinyal adanya masalah. Mereka mungkin juga mulai tertarik pada tema kematian atau kekerasan.
7. Rasa Terisolasi
Seseorang yang berencana untuk bunuh diri cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Mereka mungkin menghindari pertemuan dengan keluarga dan teman, serta kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya mereka nikmati.
8. Perilaku Menyakiti Diri Sendiri
Perilaku menyakiti diri sendiri, seperti penggunaan alkohol atau obat-obatan secara berlebihan, dapat menjadi indikator bahwa seseorang berada dalam situasi berisiko. Mereka tampak tidak peduli terhadap keselamatan diri sendiri dan mungkin terlibat dalam tindakan berbahaya.
9. Pikiran untuk Bunuh Diri
Pikiran suicidal sering kali muncul dalam bentuk ungkapan yang mengindikasikan keinginan untuk mengakhiri hidup. Misalnya, seseorang mungkin berkata, “Saya ingin bunuh diri” atau “Andai saya tidak pernah dilahirkan.” Jika Sobat Holopis mendengar pernyataan semacam ini, penting untuk merespons dengan serius.
Menghadapi Situasi Ini
Jika Sobat Holopis mengenali tanda-tanda ini pada orang terdekat Sobat Holopis, jangan ragu untuk menawarkan dukungan. Diskusikan perasaan mereka dan ajak mereka untuk mencari bantuan profesional. Tindakan kecil seperti mendengarkan dan menunjukkan kepedulian dapat membuat perbedaan besar.
Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda risiko bunuh diri, kita dapat berkontribusi pada upaya pencegahan yang lebih efektif dan menyelamatkan nyawa. Ingatlah, tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dibicarakan, dan setiap orang berhak mendapatkan dukungan.