Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Program naturalisasi yang digalakkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) besutan Erick Thohir dalam dua tahun terakhir sejauh ini telah mendongkrak performa Timnas Indonesia di semua level.

Setidaknya ada tiga pencapaian yang sangat membanggakan yakni Timnas U-23 menorehkan sejarah dengan melaju ke semifinal Piala Asia U-23 2024, Timnas U-19 kembali memenangkan Piala AFF U-19 2024, dan timnas senior berhasil melangkah ke Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. 

Pencapaian lain yang juga layak diapreasi adalah keberhasilan Timnas Indonesia meggondol medali emas sepak bola SEA Games 2023, dimana terakhir kali kita memenangkannya pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

Jay Idzes, Calvin Verdonk, Thom Haye,  Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, Nathan Tjoe-A-On, Jens Raven, Maarten Paes, Jordi Amat, Justin Hubner, dan Ivar Jenner merupakan sederet pemain naturalisasi yang punya peran penting di balik kebangkitan timnas di pentas Internasional.

Terkini, Timnas Indonesia U-20 besutan Indra Sjafri baru saja tampil sebagai juara di fase grup kualifikasi Piala Asia U-2025 dan tahun depan Garuda Muda Nusantara siap bersaing di putaran final yang rencananya akan dihelat di China dari 6 hingga 23 Februari. 

Walau hasilnya telah nyata, namun naturalisasi masih menimbulkan pro dan kontra sampai saat ini. Tak sedikit yang mendukung, namun banyak pula yang mengkritik karena dianggap menghambat atau mematikan bakat-bakat lokal. 

Hamdan Hamedan,Tenaga Ahli Menteri Pemuda & Olahraga Indonesia bidang Kepemudaan dan Diaspora menyebutkan bahwa program naturalisasi yang ada saat ini merupakan terobosan yang dilakukan oleh Kemenpora.

Setidaknya ada sembilan juta Diaspora Indonesia yang terbesebar di 90 negara di seluruh dunia.  Inilah yang menjadi tugas Kemenpora untuk memetakannya, karena para Diaspora tersebut punya profesi yang berbeda-beda seperti lawyer, dokter, mahasiswa, pelajar, dan juga atlet. 

Khusus yang berprofesi atlet, tak hanya sebatas pesepak bola saja. Melainkan juga dari cabang olahraga lainnya. 

“Kita kemudian memetakan apakah level kompetisi di sana, apakah talenta mereka bisa kira-kira membantu jika diperlukan. Jadi kata kuncinya, jika diperlukan ketika mereka ada panggilan dari republik ini (Indonesia),” kata Hamdan Hamedan sembari menambahkan bahwa Diaspora tak hanya soal pemain sepak bola.

“Kita (juga) pernah menyerahkan data ketika diminta oleh Perbasi (Persatuan bola basket seluruh Indonesia). Kemudian pernah juga kita menyerahkan data atlet renang. Jadi bukan hanya sepak bola saja,” ujar Hamdan Hamedan.

Menurut Hamdan Hamedan, tak hanya Indonesia, sejumlah negara lain juga melakukan naturalisasi. 

“Karena  setiap negara itu ingin mencari talenta terbaik yang bisa memberikan prestasi,” pungkasnya.