Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Alat vital pria atau penis yang keras ketika ereksi dan tahan lama saat berhubungan intim merupakan hal yang diidam-idamkan. Selain bisa memuaskan sang istri, juga bisa meningkatkan keharmonisan hubungan rumah tangga.

Pada umumnya, pria ereksi selama tiga sampai lima jam. Ereksi tak hanya membuat pasangan tetap lengket, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri di hadapan pasangan.

Terkait hal ini, Managing Direktor San Diego Sexual Medicine Center di di Rumah sakit Alvarado, California, Dr Irwin Goldstein, menyebut bahwa ssecara teoritis, semakin malam ereksi terjadi, semakin fleksibel jaringan. Dan ini bisa membantu menjaga ereksi tetap kuat setelah bertahun-tahun digunakan.

Berikut tips membuat penis keras dan tahan lama :

  1. Menurunkan Gula Darah

Kadar gula yang tinggi bisa berdampak pada kesehatan tubuh, salah satunya bisa terkena diabetes. Seiring dengan hal itu pula, kebutuhan seks pria pun menurun.

  1. Berhenti Merokok

Cara pertama adalah dengan berhenti merokok. Sebab, merokok dapat mempengaruhi ukuran ereksi seorang pria, bahkan menyebabkan impotensi.

Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa penis perokok cenderung lebih kecil bika dibanding dengan penis pria yang tidak merokok.

  1. Banyak Menguap

Menguap dan ereksi merupakan hal yang sama. Ketika pria menguap mungkin ia nyaris mengalami ereksi.

Keduanya dikendalikan oleh bahan kimia yang disebut nitric oxide yang dilepaskan otak dan berjalan ke neuron yang mengendalikan pembukaan mulut dan pernapasan, atau pergi ke spinal cord ke pembuluh darah yang memberi asupan ke penis.

Namun, menguap kadang-kadang tidak baik karena menguap yang lebar bisa menyebabkan getaran di bawah.

  1. Hentikan Menekan Penis ke Benda yang Keras

Termasuk tulang panggul. Dorongan yang penuh semangat ke benda yang keras bisa memecahkan corposa cavernosa, yang memanjangkan penis pria.

Jika pecah harus dioperasi dalam 24 jam untuk menyumbat pendarahan internal dan mengurangi risiko kerusakan permanen. Luka tersebut mungkin tak serius tapi bisa menimbulkan masalah kemudian.

Hal ini biasa terjadi saat berhubungan intim dengan posisi wanita berada di atas, seperti women on top. Untuk itu, perlu berhati-hati ketika sedang berhubungan seksual dengan gaya tersebut.