HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menilai bahwa setiap orang bebas untuk berpendapat dan menyampaikan isi pikirannya di muka publik. Termasuk soal memberikan sentimen negatif kepada Presiden Joko Widodo seperti yang dilakukan oleh sejumlah kalangan, di antaranya Refly Harun, Adhie Massardi, Ray Rangkuti dan sebagainya.
“Kalau temen-temen bisa mengatakan ada 1.000 kesalahan pak Jokowi, ya saya bisa membacakan 1.000 prestasi Pak Jokowi,” kata Qodari di program ILC TV One yang dikutip Holopis.com, Sabtu (12/10).
Bagi Qodari, kritik dan sentimen negatif yang disampaikan sejumlah aktivis dan pegiat sosial media yang menjadi lawan debatnya tersebut hanya merepresentasikan 25% dari kelompok masyarakat yang benci dan tidak suka dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Sementara yang suka dan puas dengan kepemimpinan eks politisi PDIP tersebut terbilang banyak dan menjadi mayoritas dalam survei terbaru.
“Kritik itu akan resonansinya kuat terjadi kepada 25% yang tidak puas. Di ruangan ini saya adalah minoritas, tetapi di luar sana saya adalah mayoritas, karena saya adalah orang yang puas dan senang kepada Pak Jokowi dengan segala argumentasinya,” jelasnya.
Sikap dan pendapat rekan-rekannya itu menurut Qodari adalah wajar, sebab apa yang menjadi perspektif mereka memang dalam posisi politik dan pemikiran yang tidak suka dengan kepemimpinan Jokowi dengan segala alasan dan argumentasinya masing-masing.
Terlebih, sikap politik mereka itu dikatakan Qodari, adalah hak demokrasi yang dilindungi oleh Undang-Undang. Dan pemerintah pun diyakininya akan tetap memberikan ruang demokrasi tersebut sepanjang tidak menabrak ketentang regulasi yang ada.
“Bahwasanya teman-teman punya alam pikiran mengatakan bahwa Jokowi ini nggak bagus, ini yang terburuk, itu kan alam pikiran teman-teman yang memang punya posisi politik atau evaluasi politik yang memang negatif kepada Pak Jokowi,” ujarnya.
Hanya saja Qodari juga mengharapkan agar mereka yang kontra dengan Jokowi pun jangan sampai menegasikan masyarakat yang puas. Apalagi di dalam survei terbaru, kepuasan publik kepada Presiden Jokowi ada di angka 75%.
“Tapi di sisi yang lain banyak juga yang punya pandangan dan punya evaluasi yang positif mengenai Pak Jokowi. Nah itu jangan dinafikan gitu,” sambungnya.
Jokowi Baik-baik Saja
Lebih lanjut, Qodari pun mengatakan bahwa dirinya punya hak juga untuk mewakili 75% masyarakat Indonesia yang menilai Presiden Joko Widodo baik-baik saja saat ini. Tak seperti yang dinarasikan oleh sahabat-sahabatnya sesama aktivis itu.
Hal ini untuk merespons narasi negatif yang kesampaikan orang-orang seperti Refly Harun cs, bahwa Jokowi saat ini sedang ketar-ketir menjelang selesainya masa jabatannya sebagai Presiden 20 Oktober 2024 mendatang.
“Nah, kalau teman-teman mengatakan bahwa Pak Jokowi ketat-ketir, ya saya bisa juga mengatakan Pak Jokow-nya happy, ketemu dengan Pak Prabowo, ketemu dengan masyarakat, sambutan masih ramai, ya kan. Datang ke IKN, ada kegiatan lomba lari kemarin,” tuturnya.
Oleh sebab iti, ia pun meyakini bahwa Presiden Jokowi akan melepaskan jabatannya dengan tenang dan suka cita. Sekalipun akan ada rencana aksi besar-besaran yang disinyalir diproduseri oleh Faizal Assegaf cs pada tanggal 14 dan 28 Oktober 2024.
“Misalnya nanti pak Jokowi turun, turunnya Pak Jokowi Insya Allah tanggal 20 saya yakin nih ya, saya yakin, walaupun ada demo nanti teman-teman tanggal 14 atau tanggal berapa, itu akan berjalan dengan baik, Pak Jokowi sore akan pulang ke Solo,” tukasnya.
Begitu juga setelah sampai di Solo dan menjadi warga negara biasa, Presiden Jokowi dinilai Qodari pun akan tetap baik-baik saja, akan menjalani kehidupan layaknya mantan-mantan Presiden sebelumnya.
“Dan setelah itu juga everything will be oke,” tegasnya.
Hal ini disampaikan Qodari berkaca pada mantan-mantan Presiden sebelumnya. Tak ada mantan Presiden Indonesia yang akan diproses hukum hanya karena dirinya menjalankan tugasnya sebagai Presiden setelah lengser.
“Pak Harto misalnya, kalau kita bicara pemimpin-pemimpin kita yang belakang ya yang kena demo paling gede ya, yang kena demo paling masif yang mahasiswanya paling banyak gitu, ya itu pasti Pak Harto. Didudukin kok DPR-nya, sampai-sampai pak Harto-nya mundur,” ucapnya.
“Tapi apa kemudian Pak Harto masuk penjara, ada Pak Hato dipenjara?, enggak ada, sampai beliau meninggal,” sambung Qodari.
Rakyat Puas Hasil Kerja Jokowi
Sebelumnya diberitakan, bahwa Indikator Politik Indonesia telah merilis hasil survei untuk memotret perspektif masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam 2 periode terakhir.
Dalam survei tersebut, responden ditanya ‘Apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan kinerja Presiden Jokowi’. Hasilnya, 75 persen publik puas atas kinerja Jokowi.
“Mayoritas merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi 75%” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya, Jumat (4/10).
Berikut ini data surveinya:
- Sangat puas: 15,04%
- Cukup puas: 59,92%
- Kurang puas: 20,21%
- Tidak puas sama sekali: 4,23%
- Tidak Tahu: 0,60%