HOLOPIS.COM, JAKARTA – Peneliti dari Centre for Islamic and Ethnic Studies (CIE), Muhammad Chaerul, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap gerakan buruh dan petani menjelang peringatan Hari Tani Nasional (HTN) pada 24 September 2024 awal pekan besok.

Menurutnya, aksi-aksi yang dipimpin oleh kelompok buruh, termasuk pimpinan Jumhur Hidayat, mulai bergeser dari isu kesejahteraan petani ke arah politik partisan.

Chaerul menyatakan bahwa tuntutan seperti “Tangkap dan Adili Jokowi” yang muncul dalam demonstrasi HTN lebih terfokus pada agenda politik daripada memperjuangkan hak-hak petani.

“Aksi semacam ini malah merugikan petani, karena fokusnya teralihkan dari masalah mendasar seperti akses lahan dan harga pangan,” ujar Chaerul dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com, Minggu (22/9).

Statemen Chaerul ini didasari dengan munculnya video konsolidasi elemen buruh dan pekerja yang dipimpin oleh Daeng Wahidin, Jumhur Hidayat dan sejumlah pimpinan elemen sosial lainnya di channel Youtube Logika Rakyat, berjudul “LIVE..!! AKSI HARI TANI NASIONAL, PETANI TUNTUT TANGKAP & ADILI JOKOWI..!!“.

Ia menilai, aksi tersebut tidak murni memperjuangkan kesejahteraan petani, melainkan membawa kepentingan politik terselubung.

Hal ini, menurutnya, tidak hanya menimbulkan kebingungan di kalangan petani, tetapi juga membuat masyarakat terganggu, khususnya terkait kemacetan yang diakibatkan oleh aksi-aksi demonstrasi di jalan raya.

Chaerul berharap peringatan HTN bisa fokus pada persoalan yang benar-benar dibutuhkan petani, bukan agenda politik.

“Masa di Hari Tani yang diangkat adalah isu politik? Ini jauh dari inti peringatan HTN yang seharusnya memperjuangkan kesejahteraan petani,” tegasnya.