HOLOPIS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan total kredit atau pembiayaan berkelanjutan Perbankan yang telah disalurkan hingga tahun 2023 mencapai Rp 1.959 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, nilai total kredit tersebut tumbuh 111 persen jika dibanding dengan tahun sebelumnya, yakni di tahun 2022.
“Total kredit atau pembiayaan berkelanjutan terus menunjukkan kenaikan, dimana pada 2019 hanya sebesar Rp 927 triliun,” kata Dian dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (14/9).
Dian mengatakan, total kredit atau pembiayaan berkelanjutan pada tahun 2020 naik menjadi Rp 1.181 triliun. Sementara pada 2021, nilainya melonjak semakin besar hingga mencapai Rp 1.409 triliun.
“Hal ini dipengaruhi oleh dorongan baik dari regulator maupun stakeholders sehingga perbankan semakin menganggap aspek pembiayaan berkelanjutan ini sangat penting,” ujarnya.
Adapun penyaluran kredit di atas mengacu pada kategori berkelanjutan sebagaimana POJK 51/2017 dan POJK 60/2017 yang direvisi pada POJK 18/2023 terkait pendefinisian Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
Adapun diketahui, OJK telah menerbitkan Taksonomi Hijau Indonesia (THI) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
Ke depan, OJK akan terus menyiapkan perkembangan regulasi atau kebijakan guna mendukung pencapaian Net Zero Emissions (NZE) terutama dalam mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit pada segmen hijau dan keberlanjutan.
Dian mengatakan, tantangan utama yang dihadapi dalam meningkatkan penyaluran kredit pada segmen keberlanjutan dan hijau adalah sinergi dan sinkronisasi kebijakan.
Selain itu, diperlukan dukungan penerapannya di level UMKM serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bank untuk memahami, menilai dan mempersiapkan kredit sektor ekonomi yang berkelanjutan.