HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid kaget dengan adanya seruan apel akbar pasukan yang hendak diselenggarakan oleh segerombolan orang yang mengatasnamakan Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi pimpinan Sukodigdo Wardoyo.
Menurutnya, gerakan tersebut bisa berdampak kontra produktif dalam agenda menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo tanggal 20 Oktober 2024 mendatang.
“Saya kira ini malah blunder nasional untuk kalangan pecinta Presiden Jokowi. Saya khawatir malah menjadi batu sandungan Presiden Jokowi untuk soft landing Oktober nanti,” kata Habib Syakur, Minggu (8/9) seperti dikutip Holopis.com.
Ia menyarankan agar Presiden Jokowi tidak merespons dan mendukung gerakan tersebut. Sebab, bisa jadi masyarakat malah antipati dengan Kepala Negara tersebut.
“Sebaiknya sih Pak Jokowi jangan merespons, jangan memberikan ruang. Jangan-jangan ini proyek untuk mendelegitimasi Presiden,” ujarnya.
Menurut ulama asal Malang Raya ini, masyarakat Indonesia harus merasakan keteduhan dan kesejukan menjelang berakhirnya masa jabatan Jokowi-Ma’ruf. Memilih gerakan dan manuver sosial politik harus dilakukan Jokowi sehingga publik tidak berpikir buruk kepada Presidennya itu.
“Untuk bisa husnul khotimah di akhir masa jabatannya, kan harusnya Presiden Jokowi hati-hati dalam bermanuver, termasuk mengakomodir gerakan sosial yang menjadi pecinta beliau. Jangan sampai publik malah underestimated, akan jadi bahan pembenci dan menjadi blunder nasional,” tuturnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa sejumlah kalangan yang mengatasnamakan diri sebagai Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi akan menggelar apel akbar di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada hari Minggu, 22 September 2024.
Kelompok ini diklaim merupakan pimpinan koordinasi Sukodigdo Wardoyo. Hanya saja sampai dengan saat berita ini diturunkan, pihak penyelenggara belum bisa dihubungi.