HOLOPIS.COM, JAKARTA – Daging olahan saat ini banyak sekali dijumpai di pasaran. Apalagi di ritel modern hingga resto F&B yang menjajakan dagangan junkfood, seperti ; sosis, ham, bacon, patty, dan nugget. Memang, makanan semacam itu miliki cita rasa cukup lezat dan praktis.
Namun, di balik kenikmatannya, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang perlu kita waspadai bersama. Sebab, mengonsumsi daging olahan dalam jangka waktu tertentu dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius.
Dampak Konsumsi Daging Olahan
Konsumsi daging olahan memiliki ancaman kesehatan bagi tubuh, salah satunya adalah peningkatan risiko kanker. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi daging olahan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker usus besar.
Hal ini karena di dalam proses pengolahan daging ini, banyak melibatkan pengawet dan pengasapan yang dapat menghasilkan zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh.
Selain risiko kanker, konsumsi daging olahan dalam jangka waktu panjang juga bisa memicu penyakit jantung. Sebab, di dalam kandungan garam, lemak jenuh, dan kolesterol tinggi dalam daging olahan dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat. Sehingga inilah alasan mengapa memakan daging olahan dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diabetes juga menjadi salah satu dampak dari kebiasaan konsumsi daging olahan. Jenis diabetes yang dihasilkan dari rutin mengonsumsi daging olahan adalah diabetes tipe 2. Kandungan gula dan bahan tambahan lainnya dalam daging olahan dapat mengganggu metabolisme gula dalam tubuh.
Kemudian dampak lainnya adalah obesitas. Daging olahan umumnya tinggi kalori dan lemak, sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas jika dikonsumsi berlebihan.
Mengapa Kita Harus Menghindari Daging Olahan?
Perlu diketahui Sobat Holopis, bahwa dalam proses pengolahan daging melibatkan penambahan berbagai bahan kimia seperti nitrit, nitrat, dan pengawet lainnya untuk meningkatkan rasa, warna, dan daya tahan. Bahan-bahan ini dapat bereaksi dengan asam lambung dan membentuk senyawa nitrosamin, yang merupakan zat karsinogen kuat.
Selain itu, daging olahan seringkali memiliki kadar tinggi garam dan lemak jenuh, yang merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit kronis.
Tips Mengurangi Konsumsi Daging Olahan
Lantas bagaimana cara agar bisa menghindari konsumsi daging olahan di tengah modernisasi dan tersebarnya produk daging olahan di pasaran. Tentu salah satu hal yang utama adalah kemauan untuk tidak terlalu makan daging olahan. Pun jika dilakukan sesekali saja, hal itu tak terlalu menjadi masalah, asalkan diimbangi dengan pola hidup sehat lainnya, seperti olahraga, makan sayur dan buah, hingga konsumsi air mineral cukup.
Namun sebagai catatan agar kita bisa menghindari konsumsi daging olahan, salah satunya adalah pastikan selalu membaca label nutrisi dalam kemasan makanan instan. Dengan selalu memperhatikan label nutrisi pada kemasan makanan, maka kita bisa menghindari produk yang tinggi kandungan garam, lemak jenuh, dan bahan tambahan.
Ketimbang membeli daging olahan, sebaiknya membeli daging segar asli di pasaran. Kita bisa memilih daging tanpa lemak seperti dada ayam, fillet ikan, atau daging sapi tanpa lemak.
Nah, itulah beberapa catatan penting tentang daging olahan. Meskipun daging olahan menawarkan kenyamanan dan rasa yang lezat, namun dampak buruknya bagi kesehatan tidak dapat diabaikan.
Dengan mengurangi konsumsi daging olahan dan menggantinya dengan pilihan yang lebih sehat, kita dapat menurunkan risiko terkena berbagai penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup.