HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 beserta Nota Keuangannya dalam Sidang Paripurna DPR RI tentang RAPBN 2025, Jumat (16/8).
Struktur RAPBN ini yang nantinya akan digunakan oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam mengelola keuangan negara di tahun 2025, setelah Prabowo dilantik pada Oktober 2024 mendatang.
Salah satu yang menjadi perhatian yakni target penerimaan pendapatan negara dalam RAPBN 2025, yang dipatok sebesar Rp2.996,9 triliun. Angka ini naik dari target pendapatan negara dalam APBN 2024 yang dipatok Rp2.802.3 triliun.
“Ketua, Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya hormati. Pendapatan negara pada tahun 2025 dirancang sebesar Rp2.996,9 triliun,” kata Jokowi dalam pidatonya, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (16/8).
Target penerimaan negara itu nantinya terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun, dengan tetap menjaga iklim investasi dan kelestarian lingkungan serta keterjangkauan layanan publik.
Jokowi menyampaikan, bahwa reformasi perpajakan akan dilanjutkan melalui perluasan basis pajak, peningkatan kepatuhan wajib pajak, perbaikan tata kelola dan administrasi perpajakan, serta pemberian insentif perpajakan yang terarah dan terukur.
“Upaya peningkatan PNBP terus dilakukan melalui penggunaan teknologi untuk perencanaan dan pelaporan, penguatan tata kelola dan pengawasan, optimalisasi pengelolaan aset negara dan sumber daya alam, serta mendorong inovasi layanan,” tuturnya.
Sementara untuk belanja negara belanja negara dalam RAPBN 2025 dipatok di angka Rp3.613 triliun. Angka itu juga turut mengalami kenaikan sebesar 8,66 persen jika dibandingkan dengan APBN 2024 yang sebesar Rp2.309,9 triliun.
Kenaikan belanja negara ini juga akhirnya berdampak pada defisit anggaran yang semakin melebar dari 2,29 persen pada APBN 2024 menjadi 2,53 persen pada RAPBN 2025 atau dari Rp522,8 triliun menjadi Rp616,2 triliun.
Kendati demikian, Jokowi memastikan defisit tersebut akan dibiayai dengan memanfaatkan berbagai pembiayaan yang aman, serta dikelola secara prudent.
“Defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53 persen terhadap PDB atau Rp616,2 triliun yang akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati,” pungkasnya.