HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kasus Meita Irianty yang ditangkap karena diduga menganiaya anak kecil membuat banyak orang tua merasa geram dan semakin takut menitipkan anak-anak mereka. Bagaimana tidak? Meita adalah sosok influencer parenting yang memiliki tempat daycare.
Meskipun dalam keadaan hamil, Meita pun tetap ditahan oleh polisi selama proses hukum dari pihak berwajib.
Membahas soal mental ibu mengandung di penjara, Psikolog Klinis Sri Mulyani Nasution atau Riri mengatakan mental ibu hamil pasti akan berdampak, namun hal itu juga kembali lagi ke individu masing-masing dan apakah si ibu hamil memang bersalah dalam tindakan kriminalnya.
“Sebenarnya masih ada kaitannya dengan jenis kesalahannya. Kepribadian si ibu, apakah dia memang seorang kriminal,” kata Riri kepada Holopis.com, Rabu (7/8).
Riri menjelaskan bahwa seorang ibu yang memang merupakan kriminal bisa jadi tidak menjadikan kehamilannya masalah dan tidak membuatnya tertekan.
Namun jika ibu hamil tersebut tidak memiliki ciri-ciri kriminal, makan ia akan terserang secara psikologis.
“Ya mungkin dia melakukan kesalahan karena terganggu secara psikologis atau mungkin karena kesalahan yang tidak ia sengaja dan hal-hal lain, kondisi kehamilan dibawa ke penjara itu akan memberi pukulan tersendiri,” jelasnya.
Apalagi bayi yang ada di dalam kandungan akan terkena dampak besar akibat kondisi si ibu.
“Akan berdampak kepada kondisi si bayi di dalam kandungan, apalagi kalau harus melahirkan di penjara. Jadi tergantung,” lanjutnya.
Risiko Bayi Stress Karena Lingkungan di Penjara
Riri juga menjelaskan bahwa kemungkinan bayi mengalami stress jika lingkunannya adalah penjara sangatlah besar.
“Ketika dia lahir di penjara dia akan dibesarkan di lingkungan yang tentunya tidak sehat bagi bayi,” pungkasnya.
Sementara itu membahas Meita, Riri menjelaskan bahwa Meita harus menerima pemeriksaan psikologis mendalam terkait apakah ada kaitannya antara kehamilan yang sedang ia alami, dan tindakannya dalam menyiksa anak-anak.
Riri juga memperingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati lagi dalam mendapatkan ilmu dari influencer yang mengklaim memiliki kompeten.