HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, AIrlangga Hartarto angkat bicara terkait kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal II-2024 yang tumbuh 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Meskipun ekonomi Indonesia masih tumbuh di kisaran 5 persen, namun pertumbuhan ini lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,11 persen yoy.
Bahkan jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi di negara-negara kawasan ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih lebih rendah. Dimana Vietnam memimpin pertumbuhan di ASEAN, dengan tumbuh 6,93 persen, dan disusul Malaysia 5,8 persen.
Melihat kondisi tersebut, Airlangga Hartarto menilai bahwa selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu di atas Malaysia. Namun ketika kondisinya berbalik, hal ini menjadi sorotan.
“Soalnya biasa menang,” kata Airlangga dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (6/8).
Dia lantas menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 yang berada di angka 5,05 persen masih lebih besar ketimbang negara-negara maju, seperti China dan Singapura.
“Di tengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi kita baik. Di kuartal II, kita tumbuh 5,05 persen, dibandingkan China kita masih lebih tinggi, China 4,7 persen, sedangkan Singapura 2,9 persen, Korsel 2,3 persen, dan juga terkait Meksiko 2,24 persen,” tegas Airlangga.
Pada kuartal III dan IV tahun ini, dia berjanji pemerintah akan menggenjot belanja APBN. Dia yakin akan ada pertumbuhan dari sektor makanan dan minuman serta properti.
Airlangga kemudian menjelaskan, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini ditopang oleh hampir seluruh sektor, utamanya dari sektor konsumsi rumah tangga.
Tercatat, konsumsi rumah tangga memiliki berkontribusi sebesar 54,53 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, atau tumbuh 4,39 persen (yoy). Hal ini didorong oleh perayaan hari besar keagamaan.
“Kemudian konsumsi pemerintah positif, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), ekspor barang dan jasa, dan impor barang dan jasa (positif),” ujar Airlangga.
Airlangga menyampaikan, dari segi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang oleh industri pengolahan uang tumbuh 3,95 persen (yoy).
“Sektor pertanian juga terjadi loncatan. Dia meloncat ke 3,25. Konstruksi juga tumbuh tinggi di 7,29 persen, kemudian pertambangan, logistik dan pergudangan dan transportasi juga mendekati 10 persen di 9,56 persen,” ucapnya.