Hindari Baby Blues Pada Ibu Melahirkan, Dukungan Sosial Dibutuhkan

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Istilah baby blues semakin banyak dibahas untuk para orang tua baru yang sudah melek dengan istilah-istilah psikologi. Kasus seperi seorang wanita hamil, Meita yang menyiksa anak-anak di day care miliknya juga semakin membuat masyarakat kerap membahas kesehatan mental seorang calon ibu dan kesiapan dalam membesarkan anak.

Baby blues kerap kali dikaitkan dengan seorang ibu yang langsung mengalami gangguan mental pasca anaknya dilahirkan. Berdasarkan penjelasan dari Psikolog Klinis Sri Mulyani, istilah baby blues adalah bentuk kesedihan atau murung dari seorang ibu pasca ia melahirkan dan hanya muncul sementara.

Baby Blues itu semacam bentuk kesedihan atau murung dari ibu pasca melahirkan, nah ini biasanya muncul hanya seberapa waktu, kalau sudah dalam jangka waktu tertentu sudah lama itu masuk ke postpartum depression,” jelas Sri Mulyani, kepada Holopis.com, Senin (5/8).

Psikolog klinis yang lebih akrab dipanggil Riri ini mengatakan bahwa baby blues biasanya akan berlangsung hanya sekitar 3 minggu sejak kelahiran bayi.

Kondisi seorang ibu yang murung, sedih, dan tidak bisa menerima dirinya dan bayinya biasanya tejradi sekitar 50% dalam kurun waktu tertentu.

“Itu mencapai 50% dalam waktu 4 sampai 5 hari setelah melahirkan. Baby blues itu kan sebenarnya berkatan dengan kesiapan ibu untuk melahirkan, tetapi disamping kesiapan itu juga tergantung dengan dukungan sosial yang ia terima dari lingkungannya,” kata Riri.

Lingkungan ternyata menjadi faktor yang sangat penting untuk menghindari ancaman baby blues terhadap seorang ibu baru. Kondisi di Indonesia di mana keluarga lebih dekat dibandingkan keluarga-keluarga individualis cukup membantu mengurangi risiko baby blues terhadap ibu baru.

“Kadang-kadang ketika tidak ada yang merawat bayi seluruh keluarga besar ikut membantu atau seorang ibu yang baru melahirkan dia bisa tinggal di rumah orang tuanya, jadi ada dukungan sosial,” jelasnya.

Sebagai ayah, suami memiliki peran yang sangat besar terhadap kesehatan mental seorang istri sebagai ibu baru. Ayah baru juga dituntut untuk menentramkan hati sang istri yang sudah menjadi ibu dan memberikan kasih sayang.

“Kalau suami tidak ikut meringankan beban istri dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan bayi atau dalam menentramkan hati ibu, memberikan kasih sayang dan lain sebagainya, si ibu rentan untuk mengalami baby blues,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral