HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati meyakini nilai tukar rupiah ke depan akan kembali menguat. Hal itu disampaikannya saat menyampaikan hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
Adapun keyakinan akan kinerja rupiah itu muncul seiring dengan upaya Bank Indonesia (BI) dalam memitigasi berbagai dampak rambatan global, melalui bauran kebijakan moneternya.
Tak cuma itu, kayakinan akan penguatan mata uang garuda tersebut muncul dengan melihat surplus neraca perdagangan Indonesia yang yang diprediksi masih akan meneruskan reli panjangnya.
“Kinerja rupiah yang membaik tersebut ditopang komitmen BI terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan berlanjutnya aliran modal asing dan neraca perdagangan kita yang masih alami surplus,” kata Sri Mulyan dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com.
Sri Mulyani mengungkapkan nilai tukar rupiah per tanggal 26 Juli 2024 menguat 0,52 persen jika dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024. Namun jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar Rupiah melemah 5,48 persen.
Meskipun begitu, Bendahara negara itu menilai nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih lebih baik ketimbang mata uang negara lain di kawasan Asia, seperti Yen Jepang dan Won Korea Selatan.
Sri Mulyani menambahkan, nilai tukar rupiah ke depan akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah yang kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing.
“BI terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk memperkuat strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, dan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023,” tutupnya.