HOLOPIS.COM, JAKARTA – PKS menanggapi tudingan PSI yang menyebut bahwa Anies Baswedan memiliki peran yang besar dalam merusak Jakarta selama memimpin wilayah tersebut.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid kemudian malah balik menuding kerusakan Jakarta disebabkan Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono.
“Tapi kemudian karena Pak Anies tidak lagi jadi gubernur, ada Pj Gubernur yang kemudian melakukan beragam kebijakan, ada pajak, ada fasilitas umum untuk sepeda, termasuk juga fasilitas untuk warga di Kampung Bayam dan lain sebagainya yang tidak sebagaimana yang dulu sudah dipersiapkan,” kata Hidayat Nur Wahid dalam pernyataannya pada Jumat (19/7) seperti dikutip Holopis.com.
Pria pernah gagal dalam kontestasi Pilkada Jakarta tahun 2012 itu kemudian mengklaim bahwa masyarakat Jakarta malah merindukan Anies Baswedan.
“Justru yang di hari sekarang ini banyak warga yang rindu dengan kepemimpinan Pak Anies dan tidak puas dengan kinerja Pj Gubernur sekarang,” klaimnya.
Kendati demikian, HNW memberi sinyalemen bahwa Anies sebenarnya berupaya melanjutkan program Gubernur Jakarta terdahulu demi kepentingan rebranding.
“Jadi ini bukan sekedar rebranding, tapi melanjutkan segala kebaikan yang sudah dirasakan manfaatnya dan kepuasannya oleh warga,” tuntasnya.
Sebelumnya diberitakan, PSI (Partai Solidaritas Indonesia) berharap Anies Baswedan sebaiknya jangan lagi mencoba mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta.
Ketua Fraksi PSI Jakarta, William Sarana Aditya pasalnya menilai, Anies Baswedan cenderung lebih berhasil merusak Jakarta dari hasil pendahulunya. Salah satu kerusakannya adalah mengenai kekacauan data penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).
“Data penerima KJP menjadi tidak tepat sasaran, mencapai satu juta KJP. Hal ini baru diperbaiki oleh Pj Gubernur dalam dua tahun terakhir,” kata William dalam pernyataannya, Jumat (19/7).
Tak ketinggalan menurut William yakni permasalahan pembangunan LRT, sodetan Ciliwung, dan pembangunan RPTRA.
“Program-program yang baik dan membantu menyelesaikan masalah kota Jakarta justru tidak diteruskan, sementara yang dilanjutkan malah dikelola dengan serampangan,” ucapnya.
Tak pelak, Anies Baswedan dianggap lebih fokus pada rebranding dan klaim daripada memastikan efektivitas program-program yang sudah berlangsung sebelumnya.