Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia masih melakukan impor sejumlah barang dari negara Israel. Padahal di sisi lain, seruan aksi boikot produk pro negara tersebut masih gencar dilakukan.

Kendati demikian, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, bahwa angka impor Indonesia terhadap produk asal negara yang melakukan agresi militer ke Palestina itu menurun drastis.

“Impor asal Israel itu sangat-sangat kecil sekali dibandingkan dengan total impor Indonesia. Saking kecilnya ini jadi tidak berarti jika dibandingkan dengan total impor,” ujarnya dalam konferensi pers, seperti dikutip Holopis.com, Senin (15/7).

Berdasarkan data BPS, total impor Indonesia atas barang asal Israel pada Juni 2024 mencapai USD 2,76 juta. Angka itu menurun 53,6 persen bila dibandingkan nilai impor Mei 2024 yang tercatat sebesar USD 5,97 juta.

Namun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, nilai impor barang dari Israel yang tercatat sebesar USD 1,51 juta mengalami kenaikan di angka 82 persen.

Adapun komoditas yang paling banyak diimpor pada Juni 2024 di antaranya mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS 85 senilai USD 889.213 atau merosot 77 persen dibandingkan Mei 2024 yang tercatat USD 3,86 juta.

Secara tahunan, nilai impor komoditas tersebut mengalami peningkatan 202,99 persen dibandingkan Juni 2023 yang tercatat sebesar USD 293.480.

Selanjutnya, komoditas yang juga diimpor dari Israel yaitu instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis atau HS 90 yang mencapai USD 616.468 pada Juni 2024. Angka ini meningkat 171 persen dibanding bulan lalu yang sebesar USD 226.908.

Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, nilai impor Indonesia dari Israel atas komoditas tersebut juga tercatat meningkat 43 persen dari Juni 2023 yang mencapai USD 429.289.

Kemudian ada komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya atau HS 84, dimana nilai impor komoditas ini mencapai USD 374.527 pada Juni 2024 atau turun 71 persen dibanding bulan lalu yang mencapai USD1,30 juta.

Lalu ada juga impor perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia atau HS 82 senilai USD 352.258 atau naik 5,75 persen dibandingkan Mei 2024 yang tercatat USD 333.103. Secara tahunan, komoditas ini meningkat 8,30 persen dari Juni 2023 yang tercatat USD 325.109.

Komditas terakhir yang diimpor dari Israel yaitu bahan kimia organik yang tercatat USD 114.690. Angka ini turun 23 persen dibandingkan Mei 2024 yang tercatat USD 150.546. Namun secara tahunan, nilai komoditas ini mengalami kenaikan 20,41 persen.