Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dunia hiburan tanah air saat ini sedang dihebohkan film yang diangkat dari skandal viral, yaitu perselingkuhan antara seorang pria dan adik iparnya sendiri. Tak hanya mempermainkan rasa sedih penonton, namun banyak yang emosi dengan kisah pengkhianatan luar biasa di film itu.

Selingkuh dalam hubungan seringkali merupakan fenomena kompleks yang dapat memiliki implikasi yang mendalam bagi kedua belah pihak. Penelitian ilmiah telah mencoba untuk mengungkap beberapa alasan di balik perilaku ini. Menggali faktor-faktor psikologis, sosial, dan biologis yang mempengaruhinya.

Berikut adalah beberapa temuan utama dari studi ilmiah terkait mengapa seseorang bisa melakukan pengkhiatan besar terhadap pasangan seperti perselingkuhan.

  1. Ketidakpuasan dalam Hubungan

Studi menunjukkan bahwa salah satu alasan utama di balik perselingkuhan adalah ketidakpuasan dalam hubungan yang ada. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Shirley Glass, psikolog terkenal dalam bidang hubungan, perselingkuhan sering kali terjadi ketika seseorang merasa tidak dihargai, tidak mendapat dukungan emosional, atau tidak puas secara seksual di dalam hubungannya.

Ketidakseimbangan ini dapat mendorong seseorang untuk mencari kepuasan dan koneksi yang mereka rasa kurang dalam hubungan yang baru.

  1. Kesempatan dan Ketersediaan

Faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam keputusan untuk berselingkuh. Penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk bertemu orang baru dan terlibat dalam interaksi yang intim dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terlibat dalam perselingkuhan.

Lingkungan yang mendukung interaksi sosial yang intens atau pekerjaan yang memerlukan perjalanan sering kali dihubungkan dengan peningkatan risiko perselingkuhan.

  1. Krisis Identitas dan Kebutuhan Akan Validasi

Aspek psikologis juga memainkan peran kunci dalam perilaku perselingkuhan. Studi psikologis menunjukkan bahwa beberapa individu mungkin mencari kepuasan emosional atau kebutuhan akan validasi diri melalui hubungan di luar yang ada. Ketidakpastian identitas atau perasaan tidak diakui di dalam hubungan dapat mendorong seseorang untuk mencari pengakuan dan persetujuan dari orang lain.

  1. Biologi dan Faktor Genetik

Studi neurobiologis menunjukkan bahwa beberapa individu mungkin memiliki predisposisi genetik yang memengaruhi perilaku selingkuh. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kadar hormon dan kepekaan terhadap rangsangan seksual dapat mempengaruhi kecenderungan untuk berselingkuh. Meskipun belum sepenuhnya dipahami pada manusia, penelitian ini menyoroti peran potensial dari faktor biologis dalam perilaku tersebut.

Meskipun kompleksitas dan faktor yang mempengaruhi perselingkuhan beragam, penelitian ilmiah terus menyelidiki dinamika ini untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku manusia dalam konteks hubungan.

Komunikasi dan rasa saling percaya sangat dibutuhkan dalam sebuah hubungan yang langgeng dan bahagia.