HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada Juni 2024 kembali mengalami deflasi, dengan besaran 0,08 persen. Angka deflasi ini tercatat lebih dalam jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,03 persen.

Plt Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan, penyumbang utama deflasi pada Juni 2024 ini masih sama seperti bulan sebelumnya, yakni berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Ia mengatakan, kelompok tersebut mengalami deflasi sebesar 0,49 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,14 persen terhadap deflasi secara keseluruhan pada bulan Juni ini.

“Komoditas penyumbang utama deflasi adalah bawang merah dengan andil 0,09 persen, tomat dengan andil 0,07 persen, serta daging ayam ras dengan andil deflasi 0,05 persen,” terang Imam dalam konferensi pers, seperti dikutip Holopis.com, Senin (1/7).

Lebih lanjut, Imam juga menyampaikan, bahwa deflasi tak hanya terjadi secara nasional saja. Secara wilayah, sebanyak 26 dari 38 provinsi Indonesia juga mengalami deflasi. Sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami inflasi.

“Deflasi terdalam berada di Papua Selatan yakni sebesar 1,11 persen. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 2,11 persen,” ujarnya.

Adapun dengan perkembangan tersebut, BPS mencatat tingkat inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) semakin menyusut, dari yang semula di angka 2,84 persen menjadi 2,51 persen di Juni 2024.

Kemudian secara tahun kalender (year to date/ytd), atau sejak awal tahun 2024 hingga Juni 2024, tingkat inflasi mencapai 1,07 persen. Angka ini tercatat lebih rendah dari posisi Mei lalu yang sebesar 1,16 persen.