Holopis.com HOLOPIS.COM, SUMUT – Bencana banjir ditambahn tanah longsor melanda sejumlah wilayah Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara sejak beberapa hari lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir dan tanah longsor dipicu curah hujan yang tinggi di sertai angin kencang yang terus menerus.

“Akibat cuaca ekstrem itu mengakibatkan debit air meningkat melebihi daya tampung sungai Moro’o, di Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (18/6).

Abdul kemudian menjelaskan wilayah terdampak meliputi Desa Simae’asi, Iraonogambo, Sisobambowo, Sisarahili di Kecamatan mandrehe. Desa Lolohio, Iraonogeba, Ononamolo II, Lasarabagawu, Sisobandrao di Kecamatan Mandrehe Barat.

Desa Sisobambowo, Lologundre, Iraonogaila, Ono waembo, Tiga Serangkai di Kecamatan Lahomi. Desa Lahagu di Kecamatan Mandrehe Utara. Desa Ono Zalukhu You, Hilisoromi dan Lasarabahili di Kecamatan Moro’o.

Abdul mengungkapkan, akibat banjir dan tanah longsor menyebabkan setidaknya sebanyak 1.000 Kepala Keluarga atau 4.000 jiwa terdampak.

“Kerugian materil 1.000 unit rumah terdampak. Perkebunan, dan area persawahan mengalami kerusakan,” imbuhnya.

Untuk penanganan banjir dan tanah longsor, Abdul mengatakan bahwa BPBD Kabupaten Nias Barat Melakukan kaji cepat dan melakukan perbaikan kerusakan tebing aliran sungai, jembatan dan bahu jalan.

“Kondisi terkini banjir berangsur surut,” imbuhnya.

Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika wilayah Kabupaten Nias Barat berpotensi curah hujan lebat ke depan.

Hujan lebat ini berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan seperti banjir, tanah longsor, dan gangguan aktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, Abdul kemudian mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat dan menghindari daerah rawan bencana selama periode tersebut.