Senin, 23 Desember 2024

Buntut Wacana Bansos, Pemerintah Dinilai Lebih Peduli Nasib Korban Judol Ketimbang Guru

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wacana pemberian bantuan sosial (bansos) kepada korban judi online alias judol yang jatuh miskin banyak menuai sorotan dari berbagai kalangan masyarakat, karena dinilai kurang tepat.

Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menjadi salah satu pihaknya yang menyoroti adanya wacana yang dilontarkan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy tersebut.

Menurut Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar, wacana tersebut tidak tepat untuk dilakukan pemerintah. Sebab, masih banyak guru di Indonesia termasuk guru honorer, yang menurutnya lebih layak mendapatkan bansos ketimbang para korban judi online.

“Langkah tersebut sangat tidak tepat, seharusnya yang layak mendapat Bansos tersebut adalah guru, terutama guru yang berstatus honorer,” kata Anwar dalam siaran pers, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (15/6).

Berdasarkan temuan survei IDEAS dan GREAT Edunesia pada Mei 2024, kata Anwar, sebanyak 63,2 persen guru di Indonesia mengaku tidak pernah mendapatkan bansos dalam bentuk apapun, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun lembaga sosial.

Sedangkan 36,8 persen guru lainnya mengaku menerima bansos, namun bukan dari pemerintah, melainkan dari Lembaga Amil Zakat sebesar 14,2 persen, Baznas 10,1 persen, Masjid 4,7 persen, dan lembaga lain sebesar 0,5 persen.

Dalam survei yang sama, Anwar mengatakan pihaknya juga menemukan sebanyak 42 persen guru masih memiliki penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan dan 13 persen di antaranya berpenghasilan di bawah Rp500 ribu per bulan.

“Walaupun dalam kondisi kondisi kesejahteraan guru yang rendah, kami melihat tekad guru Indonesia sangat membanggakan. Ini terbaca dari 93,5 persen guru berkeinginan untuk tetap mengabdi dan memberikan ilmu sebagai guru hingga masa pensiun,” ujar Anwar.

Lebih lanjut, Anwar pun melihat wacana tersebut sebagai langkah pemerintah yang terbilang cukup ironis. Sebab ia menilai pemerintah lebih memperhatikan nasib para korban judi online, ketimbang nasib guru yang selama ini berupaya untuk mencerdaskan bangsa.

“Sangatlah ironis bila pemerintah lebih memperhatikan nasib korban judi online yang notabenenya karena ulah mereka sendiri daripada guru mengingat penghasilan guru jauh dari kata layak.” ucapnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral