HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memprediksi harga beras akan kembali mengalami kenaikan pada periode semester II di tahun 2024 ini.
Hal itu disampaikan Arief saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI pada Senin 10 Juni 2024.
Dia menyebut, kenaikan harga tersebut lantaran produksi beras yang diprediksi menurun selama periode 6 bulan kedepan, sehingga mengerek harga gabah, yang pada akhirnya berdampak pada harga beras.
“Pada saat semester II, produksi pasti di bawah, sehingga akan ada perebutan gabah, itu yang akan memicu harga akan naik di setiap akhir tahun,” ujar Arief dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Senin (10/6).
Arief menyebut, kenaikan harga gabah dan beras diprediksi akan menembus harga eceran tertinggi (HET) dan harga pembelian pemerintah (HPP) yang beberapa waktu lalu telah resmi dinaikkan.
Kenaikan itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras.
“Ada kemungkinan (harga gabah baik melebihi HPP) pada saat gabah rendah,” jelas dia.
Arief menuturkan, prediksi turunnya produksi beras dalam beberapa bulan kedepan dapat dilihat dari proyeksi Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), dimana produksi beras pada periode Januari sampai Juli 2024, hanya sebesar 18,64 juta ton.
Angka itu lebih rendah 2,64 juta ton jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
“Hal tersebut menjadi konsen kami menghadapi bulan-bulan berikutnya, mengingat kita memasuki musim kemarau,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, harga beras pada hari ini, baik harga beras premium maupun beras medium terpantau sudah mengalami kenaikan, menjelang Hari Raya Idul Adha 2024.
Untuk beras premium saat ini dibanderol seharga Rp 15.450 per kilogram (kg). Sedangkan beras medium dibanderol di harga Rp 13.420 per kg.