HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mewanti-wanti agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh narasi kelompok yang ingin merusak Indonesia, dengan menggunakan isu sentimentil dan tematik seperti 21 Mei 2024 saat ini.
Sebab kata dia, momemtum 21 Mei sebagai Hari Reformasi Nasional seharusnya dijadikan refleksi untuk memperkuat rasa nasionalisme, bukan malah untuk mengganggu pemerintahan yang sah.
“Itu kan isu tahunan. Semangat reformasi itu sampai saat ini tidak menggema secara baik dan benar di masyarakat, dan masyarakan sampai hari ini bingung dengan semangat reformasi, karena dipergunakan untuk kelompok-kelompok tertentu secara politik, yang dipergunakan untuk mengganyang pemerintah,” kata Habib Syakur dalam keterangannya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/5) seperti dikutip Holopis.com.
Karena isu ini cenderung sering digunakan oleh kelompok yang kontra pemerintah untuk melancarkan narasi propaganda mereka, maka ia pun mengajak semua masyarakat agar waspada, sehingga tidak menjadi korban narasi negatif dan kontra produktif.
“Nah, di sini saya minta kepada masyarakat harus cerdas, ajakan-ajakan memakzulkan Jokowi itu ajakan yang sangat tidak rasional, merupakan ajakan yang tercela dan dilarang sama agama,” ujarnya.
Bagi Habib Syakur, saat ini pemerintah sedang mengupayakan hal yang terbaik bagi masyarakat, salah satunya adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia. Bahkan apa yang tengah dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut merupakan implementasi dari semangat perjuangan reformasi 1998.
“Semangat reformasi yang digaungkan oleh pemerintah tidak akan pernah berubah, (yakni) untuk memakmurkan rakyat, untuk mensejahterakan rakyat,” tukasnya.
“Pemerintah semakin hari semakin memperbaiki kinerjanya untuk rakyat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ulama asal Malang Raya ini menilai bahwa masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam memilih dan memilah isu yang mereka dapat saat ini. Tidak mudah terhasut oleh propaganda yang menyesatkan dan justru menjadikan mereka sebagai alat untuk memuluskan ide dan pemikiran pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia makur dan guyub rukun.
“Sekarang rakyat pasti sudah jenuh, dan rakyat itu tidak mau lagi mendengar hasutan-hasutan dari kelompok-kelompok yang benci yang ingin memakzulkan Jokowi. Saya rasa rakyat semakin cerdas, semakin terdidik, terlatih dan jeli, dan tidak gampang terpengaruh,” tuturnya.
Sebagai pemuka agama, Habib Syakur pun mendoakan agar Indonesia semakin maju lagi dan makmur. Apalagi ia juga meyakini pemerintahan Presiden Jokowi memang tengah mengupayakan hal itu, sekalipun tantangannya tidak gampang.
Namun demikian, ia mengajak agar semangat untuk menjadikan negara Indonesia maju dan sejahtera juga menjadi semangat rakyat Indonesia. Jangan sampai pemerintah bekerja sendiri, akan tetapi ada peran serta aktif dari semua stakeholder.
“Rakyat harus membantu pemerintah dari kamtibmasnya, harus bekerja sama dengan TNI Polri, dari swadaya masyarakat, swadaya mandiri,” tambahnya.
Dan yang tak kalah penting, Habib Syakur juga mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama membendung gerakan propaganda pemikiran dan agitasi kelompok pengasong Khilafah agar tidak mempengaruhi keluarga mereka. Sebab, kelompok tersebut akan terus bergerilya dalam rangka menebar kebencian kepada pemerintah, sehingga rakyat bisa tidak percaya lagi dengan pemerintah dan negara.
Hal ini menurutnya menjadi kunci utama untuk memuluskan wacana mereka mendirikan Negara Islam dan Negara Khilafah di Indonesia.
“Untuk mengamankan keluarganya dari pengaruh-pengaruh kelompok radikalisme, kelompok intoleran, dan itu semua harus berjenjang dan berkala sinerginya dengan pemerintah desa, di situ akan terciptanya kerukunan warga karena menyadari tantangan sekarang ini adalah gangguan dari kelompok Khilafah yang ingin mempropaganda rakyat untuk menghancurkan republik kita tercinta ini dengan dalih pemahaman-pemahaman, menunggangi agama Islam,” pungkasnya.