HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kelayakan bus pariwisata saat ini tengah menjadi sorotan usai peristiwa kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana pada Sabtu (11/5) kemarin.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris memandang, perlu ada evaluasi terkait uji KIR atau kelayakan khusus bagi bus-bus pariwisata di Indonesia untuk mencegah terjadinya hal yang serupa.
“Ini mungkin evaluasi untuk pemerintah pusat agar bisa mengkoordinasi semuanya agar ada SOP misalnya setiap bus Pariwisata harus lulus KIR misalnya, uji ulang kembali KIR-nya sebelum berangkat seperti itu,” ujar Idris dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (12/5).
Menurutnya, evaluasi tersebut perlu dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat. Sebab, bus-bus pariwisata selama ini memiliki rute yang kebanyakan lintas wilayah.
Pada kesempatan itu, Idris pun mengimbau sekolah-sekolah untuk berkoordinasi terlebih dahulu mengenai transportasi yang akan digunakan untuk keperluan pariwisata para siswanya.
“Masalah ke depan perlu koordinasi memang dengan sekolah-sekolah di Kota Depok karena ini terkait masalah transportasi bus pariwisata,” jelasnya.
Dia berharap ke depan ada perhatian pemerintah daerah lainnya, untuk lebih memperhatikan perusahaan -perusahaan transportasi di wilayahmya masing-masing.
“Ini harus memang kolaborasi tidak hanya Depok sendirian harus bersama-sama,” pungkasnya.
Diberitakan Holopis.com sebelumnya, kecelakaan maut bus pengangkut para siswa SMK di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat menyebabkan puluhan orang mengalami luka-luka.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Wiyagus bahkan memastikan setidaknya 11 orang penumpang bus PO Fajar Putera dinyatakan meninggal dunia.
“Sementara untuk korban meninggal dunia dalam kecelakaan ini sebanyak sebelas orang, di antaranya enam perempuan dan lima orang laki laki,” kata Ahmad, Sabtu (11/5).
Sementara itu, Kadinkes Kabupaten Subang, Maxy mengungkapkan, korban jiwa dalam kecelakaan tersebut didominasi oleh anak anak SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat.
“Sembilan korban anak-anak rombongan bus, satu guru ikut rombongan bus, dan satu warga lokal,” ujar Maxy.
Maxy kemudian menjelaskan, setidaknya ada total 60 orang, termasuk korban meninggal dan luka-luka yang terlibat dalam kejadian tersebut.