JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kementerian Sosial mengelontorkan dana miliaran rupiah untuk melatih ribuan mahasiswa untuk mengerjakan proyek-proyek penanganan kemiskinan dan masalah sosial.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, proyek tersebut demi melatih para mahasiswa mengetahui secara langsung kondisi serta penanganan permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.
“Kami siapkan Rp 178 miliar bagi 5.140 mahasiswa yang diambil dari anggaran Kemensos untuk perbaikan data untuk membuat proyek program pengentasan kemiskinan yang sebelumnya direfocusing dan dievaluasi, ” kata Risma, Rabu (13/10).
Risma menjelaskan, langkah tersebut demi memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya mahasiswa bahwa upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, melainkan perlu membangun sinergitas dan kolaborasi, diantaranya dengan dunia pendidikan dan pemerintah daerah (pemda).
“Kami menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang akan diterjunkan ke tengah masyarakat untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kab/kota di seluruh Indonesia, ” jelasnya.
Dari anggaran tersebut, Risma mengungkapkan bahwa ada kuota per kelompok sebesar Rp 10 juta dari Kementerian Sosial. Namun, jika ternyata membutuhkan anggaran yang lebih besar akan disinergikan dengan kitabisa untuk menggalang dana dari masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Jika anggaran lebih dari 10 juta untuk proyek permasalahan yang ditemukan di masyarkat akan dikerjasamakan dengan kitabisa untuk menggalang dana dari masyarakat,” ungkapnya.
Dalam Pejuang Muda terdapat empat pilihan program, yaitu di bidang bantuan sosial, pemberdayaan, lingkungan, serta fasilitas lingkungan yang terpenting bagi mahasiswa bisa memilih program dengan bobot 20 SKS selama satu semester.
“Mereka tidak hanya terjun langsung ke masyarakat, tetapi boleh memilih salah satu dari empat program yang didukung Kemenag dan Kemdikbudristek melalui program Kampus Merdeka dan mendapat nilai diakhir program, ” paparnya.
Sedangkan, untuk teknis di lapangan mereka akan disebar dalam kelompok kecil sebanyak lima orang dan 10 orang untuk setiap kab/kota untuk menyerap berbagai permasalahan sosial di masyarakat melalui program yang ril.